BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Siapa sangka lahir di Kecamatan kecil yaitu Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu Inhu, Wanita Bernama lengkap Henni Rasmonowati berani mengadu nasib ke Jakarta di usia belia seorang diri. Berbekal cita-cita dan harapan tinggi sebagai putri daerah berprestasi, menjadi salah satu mahasiswa diperguruan tinggi Universitas Indonesia merupakan tekat Henni yang saat itu berusia 19 tahun menginjakkan kaki ke Ibu kota Negara.
Namun angan ternyata tidak sesuai harapan, gagal menembus Universitas Indonesia Henni tidak berfikir akan kembali ke Lirik kampung halamannya.
“Awalnya saya bertanya-tanya, sempat enggak percaya, saya yang Juara umum dikecamatan Lirik bisa gagal masuk UI, sementara teman teman saya yang biasa-biasa saja bisa masuk, saya malu mau pulang, jadi saya tetap di Jakarta. Tekad saya, sebelum berhasil saya tidak mau ketemu teman taman, saya malu,” ujar wanita berambut hitam ini pada Rabu (13/1/2016) saat ditemui di Lounge Grand Elite hotel Pekanbaru.
Putar haluan menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Bahasa Asing, selama satu semester Henni menumpang di rumah kerabat jauh ibunya, semester berikutnya Henni mulai menjalani hidup mandiri dan bekerja sebagai kernet Bus Chaperone di Jakarta Internasional School, berangkat dini hari untuk mengantar anak anak TK JIS, Henni melanjutkan pekerjaannya kembali menjadi Asisten Guru di Internasional Play Group.
“Yang paling sulit itu sebenarnya menjaga anak-anak orang asingnya, kalau mereka lecet atau berantem sama temannya kita yang disalahin,” sebutnya.
Menurut Henni, menikmati hidup dengan bekerja keras adalah harga mati yang ingin dia jalani sebagai prinsip hidup Henni yang tidak ingin menyusahkan orang lain meskipun saat itu dia pernah hampir meninggal dunia.
“Saya memang betul betul tidak ingin menyusahkan orang orang di sekeliling saya, saya pernah sudah hampir mati karena demam berdarah di Jakarta, saya tetap tidak ingin memberitahu keluarga, takut mereka khawatir, yang membantu ya teman teman satu kost, sampai akhirnya saya menyerah karena keadaan saya semakin memburuk saya di antar teman sekost ke rumah kerabat jauh saya yang di Jakarta, kebetulan kerabat saya itu dokter, dari situlah saya tahu kalau saya terserang DBD, itu masa tersulit saya” ujar wanita yang lahir di tahun 1972 ini.
Tidak dilahirkan dari keluarga berada, membuat Henni ditempa menjadi gadis remaja yang tegar, biasa membagi waktu, mebantu ibunya membuat kue dan menemani sang ibu berjualan kue saat di kecamatan Lirik dari rumah kerumah, Bermodal keramahan, kerja keras, keuletan dan sedikit keberuntungan Henni menapaki karir dan hidupnya selangkah demi selangkah.
“Saya biasa bangun subuh sewaktu si Lirik membantu ibu jualan kue, jadi bagi saya biasa saja kalau saya harus kerja subuh subuh jadi Kernet Bus sekolah,” sebutnya.
Setelah tamat kuliah tahun 1995, Henni melamar kerja di salah satu hotel baru, bintang lima di Jakarta, bekerja selama setahun wanita berwajah imut ini hijrah ke Pekanbaru dan bekerja di hotel Aryaduta Pekanbaru, bertemu pasangan hidup disatu profesi yang mengerti pekerjaan dan dirinya, Wanita yang sudah memasuki usia kepala empat ini semakin giat bekerja mengurus keluarga dan juga hotel, saat hotel Grand Elite resmi dibuka, sekitar seluluh tahun lalu, wanita yang mengabadikan diri di dunia perhotelan selama 21 tahun, kini sudah menapaki jenjang karirnya sebagai Sales dan Marketing Manager di Grand Elite hotel Pekanbaru.
“Saat ini belum terbayang sama saya untuk naik kejenjang karir selanjutnya, masih betah dan nyaman disini yang penting itu kuncinya ramah kesemua orang dan Ulet (tekun) dalam bekerja,” ujarnya sambil tersenyum.
Henni Rasmonowati, lahir 27 Juli di kecamatan Lirik kabupaten Indeagiri Hulu (Inhu), telah menikah dan dikaruniai tiga orang putri, saat ini menetap di kota Pekanbaru dan bekerja sebagai Salaes and Marketing Manager di hotel Grand Elite Pekanbaru. (nova)