BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Permasalahan Imigran yang saat ini beredar di Pekanbaru yakni adanya imigran menjadi gigolo dan menyebar paham syiah, membuat kepala kantor Imigirasi kelas I Pekanbaru Pria Wibawa angkat bicara. Dirinya mengatakan jika ada yang bisa membuktikan kedua hal tersebut, kata Pria, silahkan melaporkan kepada pihak kepolisian.
“Silahkan laporkan kepihak berwajib,” katanya Jumat kemarin.
Saat ini, pihaknya juga sudang bekerjasama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) untuk menangantisipasi dampak yang saat ini sedang beredar di masyarakat Pekanbaru.
“Kita terikat dengan instansi terkait, kita harus merangkul semua pihak. Polisi juga bisa menggunakan ranah hukumnya untuk mempidanakan para imigran yang meresahkan warga,” katanya.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Pekanbaru Ilyas Husti mengatakan, memang hal tersebut menjadi isu terkini bagi masyarakat Pekanbaru. Untuk membahas hal tersebut, MUI sendiri juga sudah berkordinasi dengan Polresta, LAM, Kemenag Pekanbaru, instansi terkait dan lembaga dakwah lainnya telah membahas hal tersebut.
“Isu imigran ada dua, pertama melakukan penyimpangan yakni gigolo dan kedua menyebarkan ajaran Syiah. Memang ini dinilai meresahkan warga. Maka dari itu, kita tunggu gebrakan pemerintah. Karena saat ini kebijakan Pemko jauh dari untuk mengantisipasi hal tersebut,” katanya.
Fenomena gigolo dan adanya dugaan penyebaran ajaran syiah oleh imigran yang tinggal di Pekanbaru juga ditanggapi oleh Pengamat Sosial Universitas Riau Dr Achmad Hidir. Dirinya mengatakan saat ini fenomena gigolo di Pekanbaru memang sedang marak. Tak hanya itu, seiring bertumbuhnya kota ini, kebutuhan seksual juga semakin tinggi.
“Fenoma gigolo bukan hal yang baru lagi di masyarakat, karena prostitusi itu sering lebih identik dengan perempuan. Tapi kebutuhan seks juga tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga ingin melakukan hal yang sama,” katanya, kepada bertuahpos.com, Rabu (4/11/2015) kemarin.
Saat ini, untuk masyarakat kelas atas di Kota Pekanbaru membuat kaum perempuan juga ingin mendapatkan kebutuhan seksual. “Maka dari itu, gigolo di Pekanbaru muncul. Karena memang mereka yang menjadi gigolo tersebut mendapatkan keuntungan,” sambungnya.
Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial dan seksualitas yang tinggi. Selain itu, jika memang imigran yang bermukim di Pekanbaru ada yang menjadi gigolo sebab mereka memiliki nilai jual tinggi.
“Makanya wajar saja jika mereka ada yang menjadi gigolo karena mereka itu produk luar. Masyarakat masih menilai bahwa sesuatu yang berasal dari luar masih hal luar biasa,” jelasnya. (iqbal)