BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Kabut asap pekat yang menyelimuti Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II membuat seluruh penerbangan hingga Senin malam (19/10/2015) batal. Hal ini membuat penumpang terlantar karena tidak adanya kepastian maskapai bakal berangkat.
Seperti yang dikatakan Nela kepada kru bertuahpos.com, Selasa (20/10/2015). “Tadi malam saya numpang tidur di Musola Bandara, karena sudah larut malam. Jauh kalau balik ke Perawang,” katanya.
Nela menuturkan semestinya kemarin dirinya bersama anak, berangkat ke Jakarta menggunakan maskapai Lion Air. Namun hingga pukul 20.00 malam ternyata pesawat membatalkan jadwal penerbangan karena kabut asap pekat. Sehingga mereka dijanjikan akan berangkat pada pagi harinya.
Namun sayang, pada Selasa pagi (20/10/2015) pun jarak pandang hanya 500 meter. Sehingga beresiko bagi pesawat mencoba mengudara. “Karena pesta saudara hari Kamis, kita pindah lewat Padang. Yang tiket Lion kita refund, nanti dari Padang pakai Sriwijaya ke Jakarta,” katanya.
Hal yang sama disampaikan Yen, ibu rumah tangga ini kepada kru bertuahpos. Yen berencana menghadiri acara keluarga ke Jakarta. Namun kenyataannya hingga saat ini kondisi bandara masih lumpuh.
Sama halnya dengan Nela, Yen berencana akan naik Sriwijaya Air dari Padang ke Jakarta. “Ini lagi nunggu travel ke Padang. Dari sana langsung ke tempat keluarga,” sebutnya.
Alasan dirinya tidak melakukan reschedule sebab kabut asap tidak bisa diprediksi. Sehingga dirinya khawatir walau nanti sudah diganti jadwal malah gagal berangkat. “Kan buang-buang waktu dan tenaga jadinya,” keluhnya.
Dirinya berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa menghilangkan kabut asap. Sebab Pekanbaru sendiri tidak memiliki hotspot atau titik api. “Semoga gak ada lagi asap yang merugikan seperti ini sampai kapan pun,” harapnya.
Airport Duty Manager SSK II, Hasnan membenarkan hingga Selasa pagi (20/10/2015), belum ada pesawat yang mendarat atau berangkat. “Dari 70 jadwal penerbangan, 30 di antaranya sudah batal,” katanya.
Hal itu dikarenakan jarak pandang yang minim, hanya 800 meter. Hasnan tidak bisa menjamin apakah aktivitas di bandara bisa normal kembali atau tidak. “Kalau pun ada kemungkinan, kecil,” katanya. (Riki)