BERTUAHPOS.COM – Sejauh ini, produksi buah pare di Provinsi Riau hanya mampu memenuhi 25-30% dari permintaan pasar lokal. Sisanya, 70-75% permintaan buah pare di Riau justru didatangkan dari Provinsi Sumatera Barat (Sumut) dan Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kelompok Petani Muda Riau, Ade Putra Daulay, kepada Bertuahpos.com dalam sesi wawancara khusus, saat berkunjung ke kebun pare Kelompok Petani Muda Riau, di kawasan Okura, Rumbai Barat, Pekanbaru, beberapa waktu lalu.
“Potensi pasar buah pare di Riau sangat luar biasa. Selama ini kita masih belum mampu memenuhi permintaan pasar lokal terhadap buah pare, padahal permintaannya sangat banyak. Peluang ini justru dimanfaatkan oleh Sumbar dan Sumut,” katanya.
Menurutnya, dengan selisih 70-75% permintaan pasar terhadap buah pare, tentu menjadi peluang usaha menjanjikan bagi para petani. Selain itu, kualitas hasil panen buah pare Riau tak kalah bagus dengan daerah-daerah lain.
Ade justru mendorong kepada kaula muda untuk menangkap peluang ini sebagai ladang cuan. Mengingat para user seperti ritel, pengepul hingga pedagang eceran, selalu mengeluhkan kekurangan komoditi tersebut karena tingginya permintaan pasar.
Suryani, owner dari rumah produksi keripik pare di Pekanbaru mengungkapkan bahwa permintaan terhadap pare tak hanya pada buahnya. Tingginya peminat pasar juga terlihat pada produk jadi, seperti keripik dan lain-lain.
Untuk sekali produksi, dia biasanya menghabiskan puluhan hingga ratusan kilogram buah pare segar. Oleh sebab itu, kata dia, perlu ada kerja sama yang jelas antara petani dengan pelaku usaha. Dengan demikian, keduanya akan sama-sama diuntungkan.
“Untuk bahan baku kami biasa beli di pasar tradisional. Harganya variatif. Tapi kalau bisa dihubungkan langsung dengan petani akan lebih baik, karena kami bisa dapat harga bahan baku yang lebih terjangkau,” tuturnya.***