BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Bank Indonesia (BI) optimis inflasi Riau berada pada 3 plus minus 1 persen di tahun 2023, setelah berbagai upaya pengendalian inflasi telah disepakati oleh TPID bersama stakeholder terkait.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau, Muhamad Nur mengatakan, dalam upaya mengendalikan inflasi khususnya pangan, TPID Provinsi Riau telah menyepakati strategi yang berfokus pada Kerangka 4K, yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Beberapa langkah konkret yang akan diambil oleh TPID mencakup peningkatan frekuensi pasar murah, inspeksi mendadak pasar, dan pemantauan pasokan di pasar dan distributor secara teratur dan intensif. “Selain itu, akan dilakukan penguatan dan perluasan Kerja sama Antar Daerah (KAD) untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan di Riau,” katanya di Pekanbaru.
Nur menilai, langkah ini juga mencakup upaya memastikan kelancaran distribusi komoditas pangan dan jalur transportasi, serta menjaga ekspektasi inflasi melalui komunikasi yang efektif kepada masyarakat, iklan layanan masyarakat dan publikasi lainnya.
TPID juga berencana mengintegrasikan pelaksanaan pasar murah dengan penyaluran bantuan sosial dan mendorong Gerakan Tanam untuk komoditas pangan strategis.
Sementara itu, pada sektor penguatan kerja sama Antar Daerah (KAD), terwujud melalui penandatanganan kesepakatan kerja sama Bussiness to Bussiness (B2B) antara distributor di Riau sebagai pembeli dengan distributor dari Sumatera Barat sebagai penjual.
“Transaksi perdana untuk pembelian komoditas cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah senilai Rp242,75 juta juga telah dilakukan sebagai langkah nyata dalam mewujudkan strategi ini,” jelasnya.
Menurutnya, BI mengapresiasi komitmen TPID dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam menjaga inflasi.
Harapannya, kerja sama perdagangan ini dapat diperkuat dengan penambahan komoditas pangan strategis lainnya, memastikan ketersediaan pasokan pangan di Provinsi Riau lebih terjaga, dan harga stabil terutama menjelang momen HBKN Nataru.
Adapun langkah-langkah strategis yang diambil itu, diharapkan dapat diimplementasikan secara konsisten, menjaga target inflasi pada rentang sasaran 3% + 1% (yoy) hingga akhir tahun 2023.
“Stabilitas inflasi diharapkan menjadi prasyarat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Nur.***