Oleh: Melba Ferry Fadly
Berkebun durian montong di Riau ternyata menjanjikan potensi keuntungan luar biasa. Itulah yang dirasakan Yan, seorang petani durian montong di Desa Kembang Indah, Kampar, Riau.
Perjalanan singkat yang dilakukan Bertuahpos.com, pada Sabtu, 4 November 2023, berangkat dari rasa penasaran, bagaimana si bantal emas asal Negeri Gajah Putih ini bisa tumbuh subur di Tanah Melayu, dengan kualitas terbaiknya.
Saat tiba di jembatan dua arah di Danau Bingkuang, peta mengarahkan kami untuk menyeberangi jembatan itu, lalu berbelok ke kiri mengikuti jalur beraspal di bibir sungai.
Sekitar empat menit dari sana, sepeda motor menikung ke sisi kanan dan masuk ke jalan tanah. Hanya beberapa puluh meter dari simpang itu, deretan pohon durian montong tampak berdiri kokoh dengan buah-buah yang menggantung.
Di kebun ini, juga tersedia beberapa pendopo khusus yang disediakan untuk tamu menikmati buah durian.
Sensasi Manis Gurih Durian Montong
Kami disuguhkan daging durian montong warna kuning keemasan, yang masih meringkuk di dalam kelopaknya. Daging durian ini sudah mendapatkan kematangan yang sempurna setelah dipanen sekitar dua hari yang lalu.
Saat disentuh, terasa selaput tipis yang masih membungkus daging di dalamnya. Dari tampilan luar saja, selera mana yang tak tergoda.
Saat menyentuh mulut, selaput itu pecah, daging dalam yang lembut seketika memenuhi rongga mulut. Air liur seperti bertumpuk, lalu mengikat seluruh rasa manis pekat berpadu sedikit asin dan berminyak, kian menambah gurih, saat daging durian itu memenuhi sebagian lidah.
Anda pasti bisa membayangkan bagaimana kami mengecap dengan ekspresi wajah yang sama. Memejamkan mata. Lalu menjilat sisa daging durian yang meluber di bibir. Bahkan kami bisa menikmati tebalnya daging durian dengan biji tipis, dengan cara makan sekali hap.
Ini memang bukan kali pertama kami makan durian. Namun, ini pertama kalinya kami bisa merasakan perbedaan kuat dari durian montong yang lain. Jangan samakan dengan durian kampung biasa. Kelasnya sangat jauh berbeda.
Wajar jika ada banyak orang yang mau bayar mahal, untuk sekedar bisa menikmati durian ini.
Mengapa Mantan Penambang Kerikil Tertarik Berkebun Durian Montong?
Setelah sekian lama bekerja sebagai karyawan penambang pasir di desa itu, Yan mulai berpikir untuk menjadi lebih mandiri secara finansial. Sebab, Yan sadar betul apa risiko yang bakal dihadapinya sebagai pelaku swasta.
“Sekitar tahun 2010 saya sadar tak selamanya pekerjaan menambang pasir dan kerikil bisa bertahan. Terbukti di tahun 2015, usaha tempat saya bekerja tutup,” ujarnya membuka cerita saat Bertuahpos.com main ke kebun durian montong miliknya hari itu.
Pada tahun 2011, ia belajar ke sana kemari tentang cara efektif bercocok tanam durian. Kala itu, bibit durian montong tengah naik daun di Kampar. Hampir semua penduduk di desa ini menanam pohon durian montong walau hanya di pekarangan rumah.
Yan kemudian bertekad untuk mengadu nasib ke sektor pertanian. Disinilah awal mula kebun durian montong itu dibuka. “Saya belajar dari tetangga di Desa Tambang.”
Dia melihat ada potensi ekonomi yang menjanjikan keuntungan besar lewat berkebun durian montong. Apalagi, permintaan konsumen terhadap jenis durian eksotis ini, sangat tinggi peminatnya.
Teknik Budidaya Durian Montong
Tak semua orang di desa ini berhasil mengembangkan kebun durian montong, walau mereka sudah beberapa kali mencoba, karena memang perawatannya tak mudah dan butuh perlakuan ekstra, walaupun setelah dijalani, kata Yan, “Tak juga terlalu sulit, jika sudah terbiasa.”
Beberapa teknik dasar dalam perawatan pohon durian montong diperagakan kepada Bertuahpos.com, seperti teknik pruning—pemangkasan dahan untuk mendapatkan keseimbangan—pada pohon durian montongnya, yang baru berusia sekitar dua tahunan.
Ada beberapa alasan mengapa teknik pruning diperlukan dalam perawatan pohon durian montong. Selain untuk keseimbangan dahan, juga agar pohon seutuhnya mendapat sentuhan angin.
Meski ini sangat teknis dan sederhana, namun sangat berarti bagi pohon durian montong. Bahkan perawatan yang tepat, harus sudah dilakukan saat persiapan lubang untuk bibit durian.
“Memang cukup rumit. Tapi seimbang dengan hasil yang didapatkan,” ujar Yan menjelaskan.
Pengembangan Bibit Durian Montong Secara Okulasi
Di kebun ini, Yan membiakan jenis durian montong asal Thailand yang sudah sejak lama dikembangkan di Kampar.
Ia menyebut, bibit awal diperolehnya dari salah seorang kenalannya di Kuok (Kampar), lalu dikembangbiakkan lewat teknik okulasi (menempelkan mata tunas dari satu tanaman ke tanaman lainnya).
Perpaduan beberapa teknik budidaya, perawatan, lalu didukung dengan pupuk berkualitas, memberikan jaminan bahwa pohon durian ini sudah bisa dipanen dalam kurun waktu 3-4 tahun. Ini adalah waktu panen yang tergolong cepat untuk jenis tanaman tahunan seperti durian.
Di kebun seluas 1,4 hektare ini, Yan membudidayakan sekitar 70 batang pohon durian montong. Sejak dua minggu belakangan, sekitar 50 pohon durian tengah memasuki masa puncak panen.
Dalam sehari, dia akan memanen sekitar 100 buah durian montong yang sudah tua. Namun, stok selalu habis di akhir pekan.
Harga Durian Montong Rp80.000 per Kilogram
Rata-rata customernya akan membeli lewat perantara marketing, yang tak lain adalah orang-orang dekatnya. Kendati demikian, ada banyak pembeli datang langsung ke kebun untuk memetik dan langsung menikmati durian montong.
Heriyandi, Marketing Kebun Durian Montong Pak Yan, sering kali bolak balik ke kebun ini untuk mengambil buah durian montong pesanan pelanggan.
Kadang-kadang, dia langsung yang menjadi pemandu untuk membawa customer datang ke kebun ini. “Harga di kebun dengan harga yang dijual dari kami berbeda,” ujarnya ketika berbincang dengan Bertuahpos.com di hari yang sama.
Menariknya, durian montong tak dijual perbiji, tapi per kilogram. Di kebun harganya Rp80.000 per kilogramnya. Jika dibeli lewat marketing (pihak kedua) harganya di atas Rp100.000 per kilogram.
Rata-rata berat per bijinya sekitar 2 kilogram. Sedangkan durian paling berat yang diperlihatkan Yan kepada Bertuahpos.com, sekitar 6 kilogram per biji. “Ada yang baru saja terjual, hanya tiga biji beratnya 10 kilogram,” kata Heriyadi.
Kebun durian montong Pak Yan, biasanya akan ramai dikunjungi saat akhir pekan.***