BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau meminta kepada PT Pertamina untuk bergerak melihat SPBU mana yang paling rentan terhadap kekurangan solar. Hal ini menyusul ada dugaan truk-truk industri yang ikut antre di loket solar.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau Evarefita mengatakan, pihakya sudah meminta data dari pihak industri dan perkebunan, untuk mendeteksi jenis BBM apa yang dipakai untuk kendaraan operasional perusahaan.
“Termasuk, kita ingin mendeteksi di mana kendaraan-kendaraan ini mengisi BBM. Padahal mereka sudah ada sendiri bahan bakarnya. Termasuk kendaraanya dari mana, itu yang masih akan kami data,” terangnya.
Dia menyebut, Pemprov Riau menyerahkan ke Pertamina untuk melihat di mana titik persoalan tersebut, terutama SPBU yang paling rentan terhadap kelangkaan biosolar.
“Termasuk perusahaan mana yang paling banyak memanfaatkan BBM ini. Tapi masalahnya, kita ini NKRI, tak bisa kita membatasi kendaraan plat BK atau BA untuk mengisi BBM solar di Riau. Begitu juga dengan kita saat berada di tempat mereka,” jelasnya.
Intinya, kata Eva, sejauh ini Pemprov Riau tengah berusaha mengatasi berbagai persoalan di sektor BBM, salah satunya dengan mengajukan permohonan penambahan kuota solar ke BPH Migas.
Evarevita mengklaim surat permohonan penambahan kuota BBM jenis solar, sudah diajukan ke BPH Migas. “Surat permohonan itu sudah ditandatangani Pak Gubernur hari ini, dan langsung kita sampaikan ke BPH Migas,” katanya kepada Bertuahpos.com, Senin, 21 Maret 2022 saat ditemui di Gedung Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru.
Evarefita mengatakan, sebenarnya penambahan kuota BBM jenis solar itu sudah dilakukan Pemprov Riau sejak jauh-jauh hari. “Bahkan sebelum saya dilantik sebagai Kepala Dinas ESDM. Di November tahun lalu,” sebutnya.
Dengan demikian, surat ini menjadi permohonan lanjutan dari Pemprov Riau ke BPH Migas, untuk penambahan kuota solar. Dalam surat tersebut, Pemprov Riau meminta agar BPH Migas menyesuaikan penambahan kuota BBM jenis solar, agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Secara prinsip, dia berkata, Pemprov Riau sangat memahami keputusan pengurangan kuota tersebut, namun dari sisi kebutuhan, memang Riau sangat membutuhkan penambahan kuota.
Dijelaskan, salah satu data penguat yang dipakai Pemprov Riau untuk mengajukan permohonan penambahan kuota BBM tersebut, merujuk pada kondisi existing terbaru, yang mana sekitar 700 ribu lebih kiloliter. Angka ini memang turun jika dibandingkan tahun lalu sekitar 800 ribu kiloliter.
“Sejak awal, kondisi ini sudah diprediksi, bahwa di November tahun lalu, solar di Riau bakal langka. Makanya sejak November lalu juga kita sudah minta tambahan kuota. Jadi ini surat lanjutan untuk penambahan kuota BBM jenis solar,” terangnya. (bpc2)