Dalam dialognya, Erdogan dan Isaac Herzog lebih banyak membahas soal kelangsungan hubungan politik dan kerjasama energi kedua negara yang lebih dulu terbangun. “Ini pertemuan bersejarah,” kata Erdogan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis, 10 Maret 2022.
Pertemuan kedua pimpinan negara ini akan menjadi titik balik yang baru bagi relasi Turki dan Israel, yang mana keduanya sepakat untuk menghidupkan kembali dialog-dialog politik.
Herzog sepakat kedua negara untuk mengatasi perbedaan dengan rasa hormat antara satu sama lain. “Kita harus menangani perbedaan pandangan kita dengan saling menghormati dan iktikad baik, melalui mekanisme dan institusi yang layak, yang dapat kita kembangkan bersama, dan dengan tatapan menuju masa depan bersama,” ujar Herzog.
“Saya dan Anda, dan rakyat saya dan rakyat Anda, kita semua adalah anak-anak Abraham, bapak para pengikut Tuhan,” lanjutnya.
Tak hanya menyinggung hubungan diplomatik, Erdogan juga mengungkapkan niatnya untuk bekerja sama dengan Israel di bidang energi.
“Saya rasa ini merupakan kesempatan untuk menghidupkan kembali kerja sama dalam ranah energi yang sudah dimulai sebelumnya,” tutur Erdogan lagi, merujuk pada kerja sama yang memungkinkan Turki melakukan operasi pengeboran dan kapal seismik di Mediterania dan Laut Hitam.
Sebelumnya, Erdogan sempat menyoroti potensi kedua negara bekerja sama untuk mengirimkan gas alam Israel ke Eropa. Gas ini disebut bakal dikirimkan lewat pipa bawah laut Mediterania timur ke Eropa, tetapi tidak termasuk Turki.
Suplai gas tersebut dapat mengurangi ketergantungan Eropa atas gas Rusia, mengingat Rusia kini sedang menginvasi Ukraina dan menuai penolakan dari hampir seluruh dunia. Namun, rencana ini terhenti karena Amerika Serikat menyatakan keraguannya pada Januari lalu.
Sementara itu, hubungan antara Turki dan Israel memburuk kala Ankara sempat mengusir duta besar Tel Aviv sebagai bentuk protes atas pembunuhan 60 warga Palestina yang dilakukan Israel. Pembunuhan ini terjadi kala demonstrasi pecah di Jalur Gaza. (bpc2)