BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mewanti-wanti potensi lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Riau saat libur natal dan tahun baru atau Nataru 2022. Sebab itu, dia berharap kepada semua pihak untuk terus mempertahankan kondisi yang sudah dicapai selama ini.
“Saya berharap penurunan kasus ini bisa dipertahankan, terlebih saat ini kita juga tengah mewaspadai gelombang ketiga Covid-19,” kata Syamsuar, Selasa, 9 November 2021.
Dia menambahkan, Pemprov Riau sudah meminta dukungan dari Satgas Penanganan Covid-19 beserta Forkopimda untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi di akhir 2021.
Syamsuar menekankan pengontrolan yang ketat terhadap protokol kesehatan masyarakat menjadi hal paling menentukan dalam mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 di Provinsi Riau.
“Sekali lagi saya ingatkan, untuk masyarakat jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan. Intinya jangan sampai ada lagi yang membawa virus masuk ke Riau, sehingga mengakibatkan jumlah kasus di Riau kembali melonjak,” tuturnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau dokter Indra Yovi juga menekankan hal yang sama. Antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Riau bisa ditekan dengan terus memperhatikan tingkat disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan.
“Saat lonjakan kasus di gelombang kedua dapat kita lihat bagaimana masyarakat sudah mulai longgar terhadap protokol kesehatan. Saya rasa ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Selama belum ada perintah untuk pelonggaran, masyarakat kami minta untuk tidak melonggarkan protokol kesehatan,” kata Yovi.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Riau dokter Wildan Asfan Hasibuan mengatakan bahwa banyak pakar telah memperkirakan Indonesia akan dihadapkan pada Covid-19 gelombang ketika pada akhir, atau awal tahun 2022. Salah satu hal yang paling diwanti-wanti yakni tingginya aktivitas masyarakat saat libur natal dan tahun baru (Nataru).
“Saya rasa ini perlu menjadi perhatian kita bersama di daerah. Bagaimana semua pihak harus bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, terutama terhadap adanya potensi penyebaran Covid-19 gelombang ketiga. Maka protokol kesehatan harus tetap menjadi senjata utama masyarakat,” sebutnya. (bpc2)