BERTUAHPOS.COM – Selama ini sering terjadi salah pengertian di kalangan ibu rumah tangga, tentang pakaian dalam putih yang berlabel antibakteria, dicuci dengan bahan pemutih.
Bila pakaian dalam dengan berlabel antibakteria dicuci dengan pemutih, bahan aktif pemutih tersebut justru dapat menghilangkan daya kerja zat antibakterinya.
“Akibatnya, celana dalam putih walau sudah dicuci tetap berbau asam karena zat antibakterinya luntur,” kata CH Budianto, Manajer PT Trans Nusantara Sejati, produsen pakaian dalam merek Rider, di Jakarta.
Menurut dia, pengetahuan dan informasi ini perlu diketahui oleh masyarakat, terutama kaum ibu yang lebih banyak melakukan aktivitas menyuci pakaian di rumah. Dia mengatakan hampir semua produk pakaian dalam memiliki antibakteri berwarna putih.
“Karena ingin mempertahankan warna putih, banyak ibu rumah tangga yang merendamnya dengan pemutih. Itu menyebabkan zat antibakterinya langsung luntur. Ujung-ujungnya mereka komplain,” tambahnya.
Pakaian dalam berlabel antibakteri yang dominan berwarna putih, kata Budiarto, sebaiknya dicuci dengan sabun biasa, jangan memakai bahan pemutih agar zat antibakterinya bisa awet.
Selain itu, lanjutnya, negara tropis seperti Indonesia dengan cuaca cenderung panas, akan membuat orang berkeringat. Hal itu bisa memicu munculnya bakteri penyebab bau, gatal, dan iritasi.
Untuk itu, dia menyarankan sebaiknya memilih pakaian dalam yang yang bahan bakunya 100% katun, agar bisa menyerap keringat. “Kami mendatangkan bahan baku katun 100% dari Australia, yang juga antimelar, agar konsumen bisa nyaman memakainya,” ungkap Budianto.