BERTUAHPOS.COM — Warga Amerika Serikat dihebohkan dengan kemunculan hewan aneh bermata tiga di Arizona, setelah musim hujan lebat. Pejabat taman nasional setempat menyebut hewan itu sebagai “udang dinosaurus”.
Krustasea prasejarah, yang secara resmi disebut triops atau udang dinosaurus, ditemukan di bagian Monumen Nasional Wupatki sejak bulan lalu. Triops memiliki tiga mata, berwarna merah muda dan panjangnya hanya satu atau dua inci.
Mereka diyakini telah menetas setelah monsun atau musim hujan akhir Juli menyebabkan sebuah danau terbentuk di dalam lapangan bola seremonial monumen yang biasanya mengering.
Makhluk-makhluk itu dapat bertelur yang tetap tidak aktif selama beberapa dekade sampai ada cukup air untuk menetas. Tidak jelas berapa lama telur yang baru menetas berada di tanah.
“Mereka memiliki adaptasi yang sangat khusus yang memungkinkan telur mereka bertahan dalam keadaan kering untuk waktu yang lama,” kata Lauren Carter, pejabat Monumen Nasional Wupatki, dalam sebuah posting Facebook, yang dilansir New York Post.
“Makhluk kecil yang tampak seperti kepiting tapal kuda ini berbaring menunggu sampai genangan air cukup lama untuk telur menetas,” ujarnya.
“Kemudian mereka makan banyak, tumbuh menjadi dewasa hanya dalam waktu seminggu, berkembang biak, dan bertelur lebih banyak untuk mengulangi siklus itu,” paparnya.
Awalnya hanya tiga triops yang terlihat. Hewan ini hanya dapat hidup hingga 90 hari. Para pejabat mengatakan tidak ada cara untuk mengetahui apakah ketiga hewan yang ditemukan awal dapat bertelur sebelum mati.
Pejabat monumen pertama kali diberitahu tentang penetasan langka setelah pengunjung melaporkan melihat apa yang mereka pikir berudu di dalam air.
Para pejabat awalnya mengira itu kodok yang muncul dari bawah tanah karena hujan lebat. “Setelah diselidiki oleh penjaga kami menemukan sesuatu yang sama sekali berbeda dan agak tidak terduga,” kata Carter.
Menurut para peneliti di Central Michigan University, triops sering disebut sebagai fosil hidup karena mereka tidak benar-benar berubah sejak berevolusi lebih dari 350 juta tahun yang lalu.
Mereka dapat ditemukan di lahan basah depresi musiman di Afrika, Australia, Asia, Amerika Selatan, Eropa dan beberapa bagian Amerika Utara. (bpc2)