BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Total kasus positif corona di Malaysia kini sudah 505.115, dan 2.119 antaranya meninggal dunia. Ini menandakan bahwa sebaran covid-19 di negeri jiran makin gawat.
Kebijakan pemerintah sebelumnya lockdown pada 12 Mei hingga 7 Juni 2021 belum membuahkan hasil yang sesuai harapan. Negara ini meningkatkan status menjadi “lockdown ketat”.
Pemerintah memperketat aktivitas ekonomi dengan memerintahkan semua karyawan bekerja dari rumah dan membatasi operasi bisnis
Hal tersebut ditegaskan Menteri Senior Ismail Sabri Yakoob Sabtu, 22 Mei 2021.
Dalam pernyataan pers di Putrajaya, 80% dari semua pekerja di sektor publik serta 40% pekerja di sektor swasta, akan diminta untuk bekerja dari rumah. Aturan berlaku mulai 25 Mei di seluruh negeri.
“Ini berarti berkurangnya sekitar 8 juta orang Malaysia yang pulang pergi bekerja setiap hari,” jelasnya dimuat Channel News Asia, Minggu, 23 Mei 2021.
Dia menambahkan, langkah yang akan diambil tak lain mengurangi pergerakan orang bekerja dengan mengurangi jumlah pekerja dan dan operasional untuk sektor ekonomi.
Bukan hanya itu, transportasi umum juga akan beroperasi dengan kapasitas 50%. Sementara bisnis hanya boleh buka dari jam 8.00 hingga 20.00.
Semua institusi pendidikan ditutup dan makan di restoran juga dilarang. Hanya tiga orang yang diizinkan bepergian di setiap mobil, termasuk pengemudi.
Malaysia sendiri sudah tiga kali menerapkan MCO. Selain kali ini, sebelumnya MCO dilakukan Maret 2020 dan Januari 2021.
Kasus Covid-19 di seluruh negeri terus melonjak selama dua minggu terakhir. Malaysia telah melaporkan rekor, lebih dari 6.000 kasus Covid-10 per hari tiga hari berturut-turut hingga Sabtu.
Fasilitas kesehatan juga kritis di beberapa negara bagian. Unit perawatan intensif (ICU), disebut, terus berjuang dengan masuknya pasien apalagi kematian corona saat ini cukup tinggi.
Sementara itu, pernyataan muncul soal mengapa bukan “full lockdown “yang diterapkan. Sebelumnya beberapa menteri sempat menyebutkan wacana itu.
Full lockdown sempat berlaku Maret 2021 lalu. Saat itu tak ada satupun warga Malaysia boleh keluar rumah dan aktivitas ekonomi benar-benar setop kecuali kebutuhan pokok dan obat.
“Pemerintah telah membenarkan bahwa itu untuk mencapai keseimbangan antara pentingnya kesehatan dan pentingnya kelangsungan hidup (ekonomi) rakyat,” kata Ismail Sabri.
“Ketika kami melakukan MCO 1.0, selama penguncian total, pemerintah mengalami kerugian sebesar RM2,4 miliar (US $ 579 juta).”
Dia mengatakan bahwa pemilik usaha kecil dan karyawan akan berjuang untuk bertahan hidup jika full lockdown yang lain diberlakukan. Warga Malaysia juga kini diminta menggunakan dua lapis masker. (bpc2)