BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Mantan Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Biro Humas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih dikenal sebagai Juru Bicara KPK, Febri Diansyah membeberkan seleksi berat saat masuk sebagai pegawai KPK.
Menurut Febri, dirinya masuk sebagai pegawai KPK melalui seleksi yang disebut Indonesia Memanggil (IM) pada tahun 2013. Dirinya saat itu tergabung dalam IM-7.
Ada 4 tahapan tes yang harus dilalui Febri dan calon pegawai KPK lainnya. Mulai dari administrasi, tes potensi, tes kompetensi, hingga tes bahasa Inggris.
“Pada tahap kompetensi ada wawancara dg konsultan. Saya merasakan hanya hal yg relevan yg digali. Bhkan ada pertanyaan mendalam ttg integritas dan independensi. Trmasuk pertanyaan, apa yg akan anda lakukan jk tahu atasan salah?
Saya jwb, saya akan ingatkan dg cara yg tepat,” tulis Febri di akun twitternya, @febridiansyah, Jumat 7 Mei 2021.
Tahapan seleksi ini menurut Febri cukup panjang. Dirinya mulai pendaftaran di bula Mei 2013, dan baru mengikuti pendidikan di bulan November.
Setelah dinyatakan lolos sebagai pegawai KPK, ternyata Febri dan pegawai lainya masih harus digembleng selama dua bulan oleh Kopassus di Pusdikpassus, Batujajar, Bandung.
“Selain di Batujajar, kami jg dibawa ke tempat pelatihan hutan Kopassus di Situ Lembang.. sy ingat, rasanya airnya sgt dingin seperti air yg ditaro di samping pintu kulkas semalaman.
Di sana penempaan yg lebih dilakukan. Hmpir setiap saat pelatih menekankan ttg kebangsaan,” tambahnya.
Dikatakan Febri, proses seleksi di KPK berat. Oleh karena itu, dirinya tak habis pikir mengapa ada pegawai KPK yang disingkirkan karena tes wawasan kebangsaan yang kontroversial.
“Tdk hanya itu, seleksi jabatan di KPK jg hrs tes dg tahapan spt di atas. Itu yg selama ini terjadi di KPK.
Karena itu saya ga habis pikir skrg bbrpa pegawai senior yg berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya krn tes wawasan kebangsaan yg kontroversial ini,” pungkas dia. (bpc4)