BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tahun 1893, salah satu pemimpin perang Aceh, Teuku Umar (dalam redaksi lain dituliskan Tengku Umar) menyerah kepada pihak Belanda.
Namun, yang membuat rakyat Aceh terkejut tak hanya itu. Teuku Umar rupanya juga menerima tawaran Gubernur Militer Aceh Belanda, Kolonel C. Deijkerhoff untuk bekerja sama dan memerangi bangsanya sendiri.
Dikutip dari buku Nino Oktorino berjudul ‘Perang Terlama Belanda: Kisah Perang Aceh 1873-1913’ (hal. 87-91), Teuku Umar bekerjasama dengan Belanda kemudian memerangi orang Aceh.
Salah satunya, Teuku Umar pernah memerangi kelompok gerilyawan yang berada di Mukim VI, kampung halamannya. Kelompok gerilyawan ini rupanya melakukan perampokan di wilayah tersebut.
Aksi-aksi Teuku Umar membuatnya sangat dipercaya oleh Kolonel C. Deijkerhoff. Teuku Umar kemudian diberikan gelar ‘Tengku Johan Pahlawan’.
Meski sudah diperingati orientalis Hugronje dan perwira lain, Deijkerhoff ternyata sangat mempercayai suami Cut Nyak Dien ini. Teuku Umar diberikan kepercayaan memiliki pasukan bersenjata lengkap berjumlah 250 orang. Dia juga diberikan gaji 100,000 gulden setiap tahunnya.
Namun, pada 30 Maret 1896, dengan 880 pucuk senjata, 25,000 butir peluru, 500 kg mesiu, 120,000 sumbu mesiu, 5,000 kg timah, dan uang 18,000 ringgit, Teuku Umar kembali ke perjuangan Aceh.
Pembelotan Teuku Umar sangat mencoreng nama baik Belanda. Deijkerhoff dicopot dari jabatannya.
Bahkan, ratu Belanda, Ratu Wilhelmina yang merasa kehormatannya telah dinistakan pengkhianatan Teuku Umar, mengirimkan telegram kepada komandan Belanda di Kutaraja agar menghukum Teuku Umar.
Begitu besarnya kemarahan Belanda kepada Teuku Umar, hingga ada puisi yang berbunyi:
Teuku Umar harus digantung
Pada tali, pada tali
Teuku Umar dan isterinya!
Untuk memburu Teuku Umar, Belanda mengerahkan enam brigade pasukan Marsose dan sebuah batalion infanteri. Pasukan yang besar ini mati-matian selama memburu Teuku Umar, hingga berhasil pada 10 Februari 1899. (bpc4)