BERTUAHPOS.COM — Situasi panas kembali melanda Timur Tengah, setelah 10 roket dilaporkan menembak pangkalan militer Irak yang menampung tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), Ain al-Assad.
Serangan yang terjadi pada 3, Maret 2021 itu memang memakan korban. Seorang kontraktor warga AS meninggal dunia karena gagal jantung akibat serangan tersebut.
Pentagon menyebut tentara AS aman. Namun kontraktor sipil tersebut mendapat serangan jantung saat berlindung dari serangan tersebut. Ia tak lama meninggal setelahnya.
Serangan roket itu adalah yang keempat dalam beberapa pekan terakhir, yang menargetkan lokasi di mana pasukan AS beroperasi.
Serangan terjadi lima hari setelah AS membalas serangan milisi pro Iran di Suriah.
Melansir Reuters, perintah diberikan langsung Presiden AS Joe Biden. Rudal menyerang kelompok Hizbullah dan Sayyid al-Shuhada.
Itu adalah pembalasan AS atas serangan 15 Februari. Sebelumnya, dua kontraktor AS juga tewas dalam serangan milisi di ibu kota Kurdi, Arbil.
Serangan roket terjadi dua hari sebelum kunjungan Paus Fransiskus ke Irak. Meski begitu tokoh Katolik itu mengatakan akan tetap melakukan kunjungan ke Irak.
“Lusa, dengan izin Tuhan, saya akan pergi ke Irak untuk ziarah tiga hari,” kata Paus berusia 84 tahun itu dalam pidatonya Rabu. Ain al-Assad menjadi pangkalan militer koalisi dalam memerangi ISIS.
Juru bicara koalisi menyebut serangan terjadi 7.20 pagi waktu setempat. Sumber keamanan menyebut ke AFP bahwa roket yang ditembakkan adalah Arash 122mm. Ini adalah rudal buatan Iran.
Sementara itu, dalam pernyataan sebelumnya, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan negaranya marah akibat serangan baru-baru ini di Irak. Ia menegaskan AS akan meminta pertanggungjawaban Iran.
“Apa yang tidak akan kami lakukan adalah mengecam dan mengambil risiko eskalasi yang terjadi di tangan Iran dan berkontribusi pada upaya mereka untuk lebih mengguncang Irak,” kata Price kepada wartawan. (bpc2)