BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pimpinan tentara Belanda di Indonesia, Mayor Jenderal E. Engles berang luar biasa. Salah satu anak buahnya, kopral Johannes Cornelius Princen membelot ke pihak TNI.
Engles tak habis pikir, bagaimana seorang Belanda totok malah bisa bergabung dengan pihak musuh? Selain itu, Engles mendapatkan intel Princen bergabung dengan pasukan Divisi Siliwangi, ikut long march. Bahkan, Princen didapuk menjadi Komandan Pasukan Istimewa Bataliyon Kala Hitam dengan pangkat Letnan Dua.
Bersama pasukannya, Princen banyak membuat kerugian di pihak Belanda. Banyak prajurit Belanda yang tewas di tangan pasukan Princen. Kondisi ini jelas tak menguntungkan Belanda, baik secara politik ataupun di medan tempur.
Angkatan Darat Belanda tak tinggal diam. Juni 1949, pasukan pemburu Princen dibentuk. Dua komandan terbaik dari Kors Speciale Troepen (KST, pasukan khusus Belanda), Letnan Henk Ulrici dan Letnan T.E Spier, menjadi pimpinan pasukan pemburu ini.
Dengan kekuatan setingkat kompi (100 orang) yang terdiri dari tentara Belanda, Ambon, Minahasa, Timor, Jawa, dan Sunda. Kode pasukan ini adalah Kompi Eric (Eric Compagnie).
Kabar pasukan pemburu ini sampai ke telinga Princen. Dia kemudian memerintahkan markas Pasukan Istimewa dipindahkan ke Cibogo, sebuah tempat yang diapit Bukit Cadas Guntung dan perkebunan teh gunung.
9 Agustus dinihari, pasukan pemburu Kompi Eric menyerbu markas Princen. Pondok yang diduga tempat Princen istirahat.
Eric kemudian menyerbu pondok tersebut. Begitu mendobrak pintu, matanya yang terlatih mendapatkan sesosok tubuh di sudut pondok. Tanpa ragu, Eric segera memberondong sosok tersebut dengan tenbakan.
Eric kemudian mengetahui bahwa sosok tersebut adalah Odah, isteri Princen yang tengah hamil 8 bulan. Darah dan isi kepala berserakan.
Eric kemudian memerintahkan pondok tersebut dibakar, dan dia mundur bersama pasukannya.
Akibat serangan Eric, 12 Pasukan Istimewa menjadi korban, termasuk Odah. Princen yang mencoba mencegat pasukan Eric, namun terlambat, dikutip dari berbagai sumber. (bpc4)