BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Satgas Covid-19 Indonesia menyoroti tren perkembangan kasus aktif postif corona di Tanah Air yang dinilai terus memburuk.
Jangan kata berkurang, persentase kasus aktif corona di dalam negeri justru semkain bertambah.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito bahkan menyebut laju kenaikan persentase kasus aktif Covid-19 semakin cepat cepat.
salah satu faktor yang memperparah kondisi tersebut adalah rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan 3M, terutama di masa libur panjang.
“Dapat disimpulkan, dalam setiap kenaikan kasus aktif selalu diiringi oleh kenaikan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan. Dan selalu berawal dari event libur panjang,” ujar Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB.
Berdasarkan catatan Satgas Covid-19, perkembangan terkini penanganan Covid-19 per 24 Desember 2020 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.199 kasus, dengan jumlah kasus aktif 108.269 atau 15,6% dibandingkan rata-rata dunia 27,40%.
Jika merunut grafik perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia selama pandemi yang berlangsung pada periode Maret – Juli 2020, jumlah kasus aktif meningkat dari 1.107 kasus menjadi 37.342 kasus. Peningkatan pada periode ini membutuhkan waktu selama 4 bulan.
Pada periode tersebut juga, peningkatan kasus aktif dibarengi dengan peningkatan testing Covid-19 secara mingguan hingga 50 persen. Dan pada periode ini juga terdapat masa libur panjang Idul Fitri yakni pada tanggal 22 – 25 Mei 2020.
Kemudian Satgas mencatat perkembangan pada periode selanjutnya yakni, Agustus – Oktober. Pada periode tersebut, jumlah kasus aktif meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus. Peningkatan ini terlihat hanya dalam waktu 2 bulan.
Testing mingguan pada periode kedua tersebut juga meningkat 40 persen, dan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat, dari 28,57 persen menjadi 37,12 persen. Pada periode ini juga terjadi libur panjang di tanggal 17, 20 – 23 Agustus 2020.
“Kenaikan tertinggi dalam waktu yang tersingkat, terjadi pada periode bulan November hingga Desember ini. Kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 kasus, menjadi 103.239 kasus hanya dalam waktu satu bulan,” Wiku merincikan.
Berbeda dengan periode sebelumnya, kenaikan kasus aktif pada periode ketiga ini justru terjadi di tengah peningkatan testing yang lebih rendah dari sebelumnya, yakni 40 persen.
Pada saat yang sama, persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat 48,01 persen. Pada periode ini juga terdapat masa libur panjang di tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020.
Saat ini, kata Wiku, meskipun angka testing mingguan meningkat, tetapi tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif. Seharusnya meskipun testing meningkat, angka kasus aktif harus terus menurun.
Hal ini menunjukkan bahwa laju penularan pada saat ini masih tinggi, sehingga masih banyak kasus baru yang ditemukan dari hasil pemeriksaan.
“Situasi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat masih ceroboh. Sehingga mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain di tengah pandemi yang belum berakhir ini.”
Satgas berharap momentum libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang sedang berjalan dapat menjadi pembuktian bagi masyarakat untuk mengulang pengalaman sebelumnya, yakni kenaikan kasus aktif pasca masa libur panjang.
Masyarakat diharapkan dapat belajar untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan laju kasus dan menurunkan angka kasus aktif, yakni dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
“Mari kita menjadi kelompok masyarakat yang berperan dalam menyelamatkan diri sendiri, dan orang terdekat yang kita cintai dengan memilih untuk tidak berpergian dan menghindari kerumunan,” pesan Wiku. (bpc2)