BERTUAHPOS.COM — Indonesia diperkirakan akan mengadapi puncak kasus subvarian baru omicron (BA.5 & BA.5) pada Juli 2022, seiring meningkatnya kasus covid-19 varian tersebut di sejumlah negara—termasuk Indonesia.
Pemerintah kembali menekankan kepada masyarakat untuk selalu bersikap waspada dan senantiasa disiplin protokol kesehatan. “Yang paling utama mengenakan masker,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
Dia mengatakan, hal ini sesuai dengan petunjuk dan arahan dari Presiden Joko Widodo yang menekankan kepada seluruh masyarakat untuk bersikap waspada dan hati-hati.
“Silahkan di luar untuk melepas masker, namun saat berada di dalam ruangan, masker harus selalu dikenakan,” tuturnya.
“Termasuk saat berada di luar, tapi ada dalam kerumunan, sebaiknya mengenakan masker,” terangnya.
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, hingga kini pemerintah terus melakukan pemantauan perkembangan kasus covid-19 global dan pola penyebarannya.
Adapun negara yang menjadi sorotan pemerintah dalam melihat perkembangan kasus subvarian bari omicron, yakni perkembangan kasus di Afrika Selatan—sebagai negara pertama masuknya varian ini.
Sedangkan puncaknya, yaitu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya.
“Jadi kalau kita Delta dan Omicron puncaknya di 60 ribu kasus sehari, kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20 ribu per hari,” ujarnya.
Dengan kasus konfirmasi harian sekitar seribu kasus per hari, Menkes menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih berada pada level 1.
Standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk kasus konfirmasi level 1 adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk.
“Kalau di-translate untuk penduduk Indonesia sekitar 7.700 per hari. Jadi itu adalah level threshold pertama di mana level transmisi berdasarkan WHO Indonesia akan naik ke level 2,” ujarnya.
Menkes menambahkan, puncak kasus varian BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada bulan Juli mendatang.
“(Puncaknya) satu bulan sesudah diidentifikasi, jadi sekitar minggu ke-3-minggu 4 Juli, dan kemudian nanti akan turun kembali.
Menkes menegaskan, pemerintah akan terus memonitor ketat gelombang varian BA.4 dan BA.5 tersebut.
“Tetapi yang kita perlu lihat adalah bahwa fatality rate-nya atau kematiannya itu jauh lebih rendah, mungkin seperduabelas atau sepersepuluh dari Delta dan Omicron,” pungkasnya.***