BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kaum milenial tergolong unik dalam menyikapi tren investasi saham di pasar modal.
Begitu pandangan Kepala Bursa Efek [BEI] Riau Emon Sulaeman. “Cara pandang ini akan menentukan bagaimana tren saham kedepan bisa mendapat tempat yang istimewa,” katanya.
Beberapa fenomena unik, kata dia sudah terjadi di Indonesia, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, seperti hadiah kado ulang tahun hingga mas kawin pernikahan dengan saham.
Seperti pasangan penganten baru David Septiawan dan Mardaleni, di Pekanbaru, 11 Desember 2020.
Mas kawinnya adalah saham antam [ANTM] sebanyak 500, saham Telkom [TLKM] 500 lembar dan saham SIDO sebanyak 10.000 lembar.
“Cara-cara seperti ini lah yang akan menjadikan saham lebih unik ‘di tangan’ milenial,” ujarnya.
Para milenial, akan menyikapi investasi di pasar modal dengan pendekatan-pendekatan milenial pula, bahkan mungkin dengan hal-hal yang tidak diduga-duga.
“Kedepan mudah-mudahan di Riau akan semakin berkembang tren-tren seperti ini.”
Di Riau, ketertarikan milenial untuk berinvestasi di pasar modal tercatat juga semakin meningkat. Emon mengerucutkan, investor milenial adalah golongan investor usia di bawah 30 tahun.
Bahkan, pandemi Covid-19 menjadikan para investor baru kalangan milenial semakin melek terhadap pasar modal.
Tercatat pertumbuhan investor di bawah usia 30 tahun [investor milenial] hingga November 2020 sebanyak 6.569 atau tumbuh hingga 67,3%.
Realisasi Investor Baru di Riau Tahun 2020
BEI Riau juga mencatat realisasi pertumbuhan investor di Riau selama masa pandemi [Covid-19] mengalami kenaikan sangat signifikan.
Data Januari – November 2020, total sudah tercatat 8.680 investor. Angka ini meningkat dari target 8.500 investor untuk tahun 2020, atau terjadi lonjakan sekitar 3.600-an jika dibadingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan yang sama juga terlihat dari nilai transaksi para investor di Riau. Sepanjang Januari – November 2020 berjumlah Rp17,9 triliun.
“Angka ini sudah hampir tiga kali lipat dari total transaksi pada 2017, 2018 dan 2019 dengan rata-rata Rp6 triliun per tahun. Kalau dirata-rata per bulannya sekitar Rp1,6 triliun,” katanya.
Emon Sulaiman menambahkan, dalam kurun waktu empat tahun sebelumnya, di mana angka realisasi transaksi rata-rata hanya sekitar Rp500-an miliar.
“Lonjakan [angka transaksinya] luar biasa. Ini penanda bahwa investor di Riau sudah makin tercerahkan,” katanya.
“Pandemi [Covid-19] pengaruhnya malah menjadi positif untuk investor di industri pasar modal di Riau. terbukti Riau berada di posisi 10 terbesar SID,” sebutnya.
Sedangkan jika dilihat dari peta pertumbuhan investor di Riau berdasarkan usia, pada 2018 rata-rata investor berada pada usia 41-100 tahun.
Tahun 2019 polanya bergeser, di mana para investor yang masuk dalam pasar modal didominasi oleh usia 18 – 25 tahun.
Kondisi ini bertahan hingga 2020 yang juga didominasi oleh investor pada rentang usia 18-25.
“Kalau pertumbuhan di bawah usia 30 tahun mencapai 6596 investor. Sedangkan untuk investor milenial tumbuh sekitar 67,3%,” sambung Emon.
Sementara jika dilihat berdasarkan aset, sejauh ini didominasi oleh usia 41 tahun, dengan aset di atas Rp1 triliun. “Sedangkan milenial sekitar 75,6%,” katanya. (bpc2)