Situasi Covid-19 harusnya tidak membuat kita patah arang untuk mencari nafkah. Pandemi ini sejatinya hanyalah ujian dari Yang Maha Kuasa kepada hamba-hambanya yang sabar dan terus berikhtiar.
BERTUAHPOS.COM, SUMBAR — Usai shalat Subuh wanita paruh baya bernama Rosmainar itu terlihat gerasak-gerusuk di dapur kayu yang sangat sederhana berdindingkan seng bekas.
Sesekali terdengar dentingan sendok dan piring, seolah memberi tahu bahwa hari sudah mulai pagi dan matahari telah terbit.
Ternyata Rosmainar (35), warga Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu, sedang mempersiapkan dagangan kuenya untuk dijajakan sebagai cemilan sarapan pagi warga setempat.
Kue yang dia produksi seperti Donat, Risol, Tahu isi, dan Gabin Sus dijual dengan cara menjajakan dari rumah ke rumah.
Tak menunggu lama sekeranjang plastik berisi beragam kue itu sekitar pukul 08.00 — atau paling lama pukul 09.00 WIB pagi — sudah habis terjual. Karena memang dagangan kue Rosmainar tersaji saat panas.
“Alhamdulillah jarang kue saya yang bersisa karena memang setiap pagi saya membuatnya dengan ukuran yang akab habis terjual saja,” kata Rosmainar dengan wajah berseri, kepada Bertuahpos.com dalam sebuah perbincangan hangat.
Istri Panito Tanjung tersebut mengaku memulai usaha rumahanya itu sejak Juni 2020 sebulan setelah wabah pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia.
“Saat itu PSBB diterapkan di Kabupaten Solok dan provinsi lain, sehingga menyulitkan suami saya jualan sayur keliling ke daerah Riau yang menjadi mata pencarian keluarga kami,” aku Rosmainar menceritakan awal dia memulai kue basah itu.
Awalnya, untuk Rosmainar, dia sangat ragu dan canggung karena sebelumnya kue yang sama sudah ada di warung warung.
Dengan modal nekat dan yakin dengan pola jemput bola dan dalam keadaan panas, Rosmainar sangat yakin akan mendapatkan pangsa pasar di masyarakat nagarinya.
“Ternyata memang benar, semenjak jualan kue basah ini selalu habis terjual dengan kondisi masih panas dengan harga terjangkau Rp1.000,- per porsi,” katanya.
Bicara soal hasil, Rosmainar mengaku mampu mendapatkan keuntungan usaha rumahanya itu sekitar Rp100,- hingga Rp150,- ribu setiap harinya.
“Ya kami punya anak 8 orang dan semuanya masih dalam pendidikan. Tentu saya harus membantu suami mencari nafkah karena jualan sayur keliling (babelok-red) ke Riau sejak pandemi covid-19 sangat sulit, akibat dampak ekonomi semua orang,” katanya. (bpc19)