BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Perkuliahan di Perguruan Tinggi tidak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 sudah mengubah tatanan kehidupan, tidak terkecuali kegiatan perkuliahan yang harus dilaksanakan via daring, yang kini diterapkan bagi para dosen, mahasiswa dan pelajar, demi menjaga kesehatan dan keselamatan dari penyebaran virus Covid-19.
Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bagi dosen atau pengajar dalam mengaplikasikan perkuliahan daring. Dosen tentunya di harapkan dapat memastikan mahasiswanya sudah memahami apa yang disampaikan di perkuliahan melalui virtual tersebut.
Seperti yang di ungkapkan seorang Dosen di Pekanbaru Riau, Sartika S. Sos, M.I.Kom. Ia mengaku sebagai dosen harus berinovasi dan kreatif terus dalam memberikan materi pembelajaran. Hal ini disebabkan ada praktek kuliah harus tatap muka, namun karena kuliah online akhirnya di buat dalam bentuk video lalu di share ke mahasiswa.
“Harus ekstra apa lagi mata kuliah yang membutuhkan praktek. Jika di jelaskan sekaligus praktek secara tatap muka langsung dengan mahasiswa, tentu jadi lebih mudah apa lagi jika ada yang ingin bertanya saat berdiskusi dan praktek pelajaran itu. Jd dalam kondisi kuliah secara virtual ini menjadi tantangan juga dalam mengajar,” kata Dosen STISIP Persada Bunda, Pekanbaru, Riau, Sabtu (31/10/2020).
Tika, begitu panggilan biasa dosen kelahiran Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri), berharap dari perkuliahan selama Pandemi Covid-19 ini pertama mereka walaupun bekerja masih bisa mengekuti kuliah. “Seperti tadi, dia polisi lagi apel pagi pun dia izin dulu sama atasannya lagi kuliah. Kami pun tau karena kami bisa dengar di zoom. Apresiasi juga sih bagi mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Dari segi waktu yah. Lebih simpel karena sari hp saja sudah bisa,” tutur lulusan Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.
Tika yang juga memiliki bisnis online jual sepatu/sendal ini tergolong dosen yang cukup sibuk. Karena selain mengajar ia harus mengurusi rumah tangga sebagai seorang istri serta bisnis onlinenya tersebut.
Ketika ada kebijakan kuliah daring akibat dampak wabah virus corona atau Covid-19, Tika harus tetap bisa mengasah kepekaan soft skill mahasiswa, selain dari pemahaman teori semata. Tentunya, adanya teknologi selama ini yang mungkin masih bersifat pilihan tentu sudah tidak dapat dihindari lagi oleh mahasiswa maupun dosen, dengan begitu hal ini tentu sudah harus di praktekkan di tengah wabah Covid-19 saat ini.
“Kita harus berinovasi dan kreatif dalam menggunakan teknologi selama masa wabah corona ini. Seperti penggunaan aplikasi untuk desain-desain, buat edit-edit audio visual dan lain lain. Banyak hal dari teknologi bisa kita buat dalam komunikasi ini. Biasanya saya buat rekaman lagi untuk dibuat dan di share di google classroom dan akan di bahas atau di diskusikan kembali di zoom. Pokoknya dosen itu harus di tuntut pandai berinovasilah dalam menggunakan teknologi kalau tidak, tidak akan sampai sesuai harapan kita,” ungkapnya.
Tika berharap ke depan, kuliah daring yang dilaksanakan dalam kondisi covid-19 ini dapat terus ditingkatkan kualitasnya agar mahasiswa bisa menjadi lebih kreatif dengan lebih banyak membaca literatur guna meningkatkan pengetahuannya.
“Semoga wabah yang terjadi di berbagai negara termasuk indonesia segera berakhir serta kegiatan perkuliahan tatap muka dapat kembali terlaksana. Dalam kuliah online ini perlu dibiasakan menghadapi tantangan di era teknologi informasi yanh terus semakin maju pesat,” tukasnya.
Untuk mahasiswa sendiri, metode kuliah daring atau kuliah online juga menimbulkan beberapa dampak baik secara positif maupun negatif. Seperti yang diungkapkan Puji Lestari, Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Suska Riau, kegiatan perkuliahan kurang efektif.
“Kurang efektif sih, karena tidak tatap muka. Kalau kuliah online menggunakan zoom jaringan harus kuat. Jadi teman-teman sering keluar masuk saat dosen menjelaskan. Apa lagi saat dosen menggil nama mahasiswa/i terkadang tidak jelas karena terputus putus dan tidak kosentrasi. Jadi mau gak mau harus terima,” tuturnya.
Adapun plusnya, kata Puji, dirinya dan mahasiswa lain bisa berkumpul sama keluarga dirumah. Tidak mikir buat pakai baju apa jika kuliah ke kampus, karena bisa lebih santai tapi tetap sopan dalam mengikuti perkuliahan daru rumah tanpa harus pergi ke kampus.
“Saat perkuliahan kita bisa makan cemilan juga jadi lebih santai hingga bisa mengurangi kebosanan. Tapi kalo mau ngemil tentu harus off camera sebentar biar gak diliatin teman-teman dan dosen,” ujarnya sambil tertawa kecil.(Bpc7)