BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Realisasi dana Jaring Pengaman Sosial atau social safety net di Riau belum terealisasi secara maksimal. Padahal wabah corona sudah berjalan selama tujuh bulan.
Pemprov Riau telah mengalokasikan sebesar Rp271,61 miliar dari anggaran pendapatan belanja daerah atau APBD hasil refocusing dan realokasi untuk jaringan pengaman sosial. Dana ini diharapkan dapat memberi stimulus ekonomi daerah.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan dari Rp271,61 miliar dana yang dialokasikan untuk jaringan pengaman sosial, angka realisasi Rp163,58 miliar (60,22%). Sedang dana itu sepenuhnya kini telah berada di kas masing-masing daerah di Riau.
“Melihat angka realisasi, artinya belum semua dana itu disalurkan oleh kabupaten/kota kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Kami tidak tahu apa persoalan di daerah,” katanya.
Dia menambahkan, dari tiga kategori peruntukan anggaran penanganan Covid-19 dengan total sebesar Rp481,89 miliar, anggaran untuk jaring pengaman sosial nominalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk kesehatan pemulihan ekonomi nasional atau PEN.
Secara keseluruhan dijelaskan bahwa angka realisasi penggunaan anggaran ini dalam upaya penanganan Covid-19 belum terealisasi dengan maksimal. Hingga per Agustus total realisasi Rp237,11 miliar (49,20%) dari total Rp481,89 miliar.
Syamsuar mengatakan pihaknya telah meminta kepada DPRD Riau agar besaran anggaran tidak dikurangi dalam APBD Perubahan 2020, agar tidak perlu dilakukan penyesuaian anggaran kembali. Hal ini, dijelaskannya, sebagai bentuk antisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 pada Desember 2020, terutama usai Pilkada serentak dilaksanakan.
Terhadap kendala-kendala dalam merealisasi anggaran di kabupaten/kota, Syamsuar mengklaim bahwa sudah dikomunikasikan ke Badan Pemeriksa Keuangan. Terutama dilaporkan bahwa data tersebut sudah disalurkan atau berada di kas daerah — kabupaten/kota — masing-masing. (bpc2)