BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kondisi perbankan syariah diklaim lebih baik jika dibandingkan dengan bank umum. Pandangan ini diutarakan oleh Ekonom dan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan 2015-2020, Fauzi Ichsan. Dia menanggap perbankan syariah lebih siap bertahan di tengah pandemi.
“Perbankan syariah punya tantangan dan kelebihan tersendiri jika dihadapkan pada kondisi seperti saat ini. Data-data dan kondisi saat ini menunjukkan bahwa industri perbankan syariah memang memiliki kemampuan bertahan dari segala dampak negatif yang timbul akibat pandemi,” katanya seperti dikutip dari republika.co.id, Minggu, 27 September 2020.
Fauzi menjelaskan, jika dilihat dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibanding pertumbuhan kredit perbankan umum. Kondisi ini disupport tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga tinggi.
Kredit bank konvensional tumbuh 1,04% per Juli 2020, sementara pembiayaan bank syariah tumbuh 10,23%. Sementara DPK tumbuh 8,78% untuk bank syariah dan 8,44 % untuk bank konvensional.
Dia menjelaskan, Dengan keterpurukan sektor finansial global, perbankan syariah dianggap masih resilient. Sebab perbankan syariah relatif muda usianya di Indonesia, beberapa bank sudah mengembangkan layanan digital lebih baik dan robust daripada bank konvensional.
Meski demikian, dia mengatakan memang tidak semua bank syariah memiliki rasio keuangan yang sama. Walau adanya pandemi, rasio kecukupan modal (CAR) bank syariah tetap tinggi di kisaran 20-22 persen dan hampir merata antara bank syariah Buku I, II, dan III.
Namun demikian, ROA dan NOM bank syariah Buku I dan II tercatat masih rendah di bawah satu persen. Sementara ROA dan NOM bank syariah Buku III di kisaran dua persen. Bank Buku II dan I menghadapi tingginya biaya DPK karena nasabah memilih memindahkan dana ke bank lebih besar.
Efisiensi atau BOPO bank syariah Buku I dan II juga tinggi di atas 90 persen dibanding BOPO bank syariah Buku III yakni sekitar 81 persen. Nilainya cukup bersaing bahkan lebih efisien dibanding bank konvensional. (bpc2)