BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Wabah corona di Indonesia hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Sementara pemerintah sejak awal sudah menyusun beberapa perkirakan terhadap situasi dan kondisi, termasuk memprediksikan kapan wabah ini akan mereda.
Beberapa prediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Covid-19 yang meleset jauh, salah satunya mengenai perkiraan kurva corona yang ternyata sangat jauh dari perkiraan Jokowi. Mengutip kumparan.com, Eks Gubernur itu memperkirakan kurva corona di bulan Juni masuk kategori sedang dan menurun hingga Juli.
Jokowi dalam pernyataannya juga menekankan hal itu harus dicapai dengan cara apa pun akan dilakukan pemerintah untuk menekan penularan. “Dan masuk posisi sedang di Juni, di Juli harus masuk posisi ringan. Dengan cara apa pun. Dan itu dilakukan tidak hanya oleh Gugus Tugas, tapi melibatkan seluruh elemen bangsa. Jajaran pemerintahan, organisasi sosial kemasyarakatan, relawan, parpol, dan swasta. Ini harus diorkestrasi dengan baik,” tambahnya.
Namun prediksi itu gagal terealisasi. Grafik penularan hingga September 2020 terus meninggi. Sudah ada 177.571 orang di Indonesia terjangkit corona; 128.057 sembuh, 7.505 meninggal, termasuk gugurnya 102 dokter. Belum lagi, banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan.
Prediksi pun bergeser. Jokowi menyampaikan puncak kasus corona di Indonesia terjadi pada Agustus dan September 2020. Perkiraan ini melihat pada jumlah kumulatif kasus positif corona yang terus melonjak. “Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya Agustus-September. [Ini] perkiraan terakhir yang saya terima,” ungkap Jokowi.
Jokowi pun menargetkan vaksin asal China, Sinovac, akan segera menyelesaikan uji klinis dan diproduksi Bio Farma pada Januari 2021. Saat ini, vaksin Sinovac sedang disuntikkan ke para relawan di Bandung. (bpc2)