BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Direktur Executive Milenial Demokrasi Institute (MDI) Romaito Azhar mewanti-wanti agar pemilih milenial di Riau tidak terkontaminasi politik amoral (tidak bermoral) — praktik poltik buruk yang tidak mengedepankan nilai-nilai norma seharusnya.
“Faktanya anak muda milenial mereka adalah penikmat bonus demografi. Mereka memiliki potensi sumberdaya manusia, yang generasi sebelumnya tidak bisa atau bahkan tidak memiliki pengalaman, sebagaimana anak muda yang lahir di era milenial ini,” ungkapnya kepada Bertuahpos.com, Kamis, 27 Agustus 2020.
Sebab itu, pemilih milenial harus disadarkan terhadap peran dan fungsi mereka sebagai agen perubahan. Para milenial di era ini harus menjadi penikmat bonus demografi. Perlu didesak kepada pihak-pihak terkait, agar jangan sampai membiarkan anak muda — dalam bingkai politik — salah dalam menentukan pilihan untuk pemimpin mereka kedepan.
Azhar berpendapat, keinginan politik kaum mudah selayaknya dijaga agar tidak terkontaminasi oleh hegemoni ‘pejabat’ dan politisi amoral, yang cacat dalam berproses, baik secara sosial maupun dalam organisasi politik.
Potensi kaum muda sudah seharusnya tidak dapat ditawar dengan lirikan-lirikan kepentingan, yang tidak memberikan ruang kepada mereka untuk berfikir. Sebab ini akan menjadi urusan urgen bagaimana milenial menggadapi masa depan. Apalagi sampai harus dirusak dan ‘melacurkan diri’ dalam lingkaran politik uang.
“Kaum muda harus sadar bahwa mereka seharusnya merubah apa yang tidak relevan dengan zamannya, dan meninggalkan apa yang tidak sesuai dengan keinginannya,” sebut Azhar. (bpc2)