BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Setelah viral video musisi Anji dengan Hadi Pranoto soal klaim obat corona, membuat para tenaga medis di Tanah Air benar-benar ‘gerah’.
Kelompok medis menilai klaim-klaim ‘tanpa dasar’ berpotensi memperkeruh situasi saat semuo orang ‘pusingkan’ dengan pendemi COVID-19.
Tanpa terkecuali, masalah ini juga ditanggapi oleh Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi. Menurutnya, obat untuk COVID-19 sampai saat ini belum ada atau belum ditemukan.
Dia berharap, sebaiknya para publik figus tidak mencekoki masyarakat dengan informasi dan berita-berita yang tidak benar sebab berpotensi akan menimbulkan kegaduhan.
“Obat untuk COVID-19 (obat corona) ini tidak sembarang. Makanya, obat-obatan untuk demam biasa pun tak bisa menyembuhkan,” uangkapnya.
Menurut dokter spesialis paru di Riau ini, saat ini masyarakat, pemerintah dan tenaga medis dihadapkan pada 2 masalah. Kedua masalah ini sama-sama ‘kronis’. Pertama pandemi COVID-19, dan berita-berita atau hal-hal yang bersifat menyesatkan.
”Karena itu, ada 2 hal yang kita hadapi sekarang ini. Yakni pandemi ini kita menghadapi konflik, dan kita menghadapi berita-berita atau hal-hal yang bersifat menyesatkan masyarakat,” ungkap Yovi.
Klaim Luar Biasa
Sebelumnya, Anji membuat video berdurasi 30 menit. Video itu berisi wawancara Anji dengan narasumbernya bernama Hadi Pranoto, yang disebut sebagai pakar mikrobiologi serta dipanggil dengan julukan “profesor” dan sesekali “dokter”.
Hadi mengklaim telah menemukan obat herbal yang dapat menyembuhkan pasien COVID-19 dalam hitungan hari, serta mampu mencegah orang terkena penyakit tersebut.
Mengutip BBC News Indonesia, klaim-klaim luar biasa, seperti adanya metode tes ‘swab digital’ dengan harga sangat murah. Klaim lain yang dia sebutkan yakni virus COVID-19 tidak bisa dilawan dengan vaksin. Virus ini baru bisa mati pada suhu 350 derajat celsius, serta — barangkali yang paling konyol — virus COVID-19 berasal dari Perang Korea.
Klaim yang Dianggap Hoaks
Merespon hal ini dengan membuat laporan secara resmi ke polisi. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menanggapi klaim-klaim yang terdapat dalam video Anji sangat tidak ilmiah. Video itu sekarang telah dihapus.
Ketua IDI dr Daeng Faqih berani mengatakan, bahwa informasi dalam video itu bisa dikategorikan sebagai hoaks. IDI meminta kepada Anji agar segera memberikan klarifikasi.
“Saya menyarankan ke Mas Anji untuk memberi klarifikasi karena kan sudah terlanjur ditonton… supaya menjadi clear lah di masyarakat bahwa itu bukan sesuatu yang bersumber pada (bukti) yang valid,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.
(bpc2)