BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — COVID-19 begitu berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Tanpa terkecuali para pelaku usaha kecil. Seperti usaha ayam geprek yang dikelola oleh Ayu (37), asal Jawa Timur kelahiran Medan, yang baru 9 bulan buka di bilangan Balam Sakti, tak jauh dari Kampus Universitas Riau.
Bagi perdagangan seperti Ayu, cenderung berharap agar pelanggan datang langsung, karena memang belum mahir memanfaatkan teknologi daring.
Sejak Maret hingga Juni 2020, Ayu yang biasa punya langganan mahasiswa yang ngekos di depan gerai makannya, terpaksa menutup usahanya. Diapun kembali melakoni pekerjaan rutin sebagai ibu rumah tangga. Masih untung suaminya bekerja di sebuah perusahaan air minum kemasan. Sehingga, untuk makan sehari-hari, masih terbilang cukup.
“Ndak ada orang yang datang bang. Tanyalah sama kakak yang melayani pengunjung,” kata Ayu dengan dialeg Jawanya yang nelongso itu, Selasa, 14 Juli 2020.
Minggu berganti bulan, akhirnya kakak kandung yang merupakan karyawan satu-satunya itu pun dirumahkan. Padahal jauh sebelum wabah melanda, warung usaha ‘Ayam Geprek Mas Areek’ ini, saat dibuka perdana Juli tahun lalu, sudah menghasilkan omset Rp1 juta per hari.
“Sempat ditunggu seminggu, tapi ya akhirnya dimakan sendiri gitu lo bang. Apalagi waktu itu mahasiswa sudah banyak yang pulang,” kata Ayu yang lebih memilih tinggal di rumahnya di bilangan Adi Sucipto Pekanbaru itu.
Sampai penetapan PSBB berakhir untuk wilayah Pekanbaru Juni lalu. ”Juli inilah kita baru jualan bang. Syukurnya, yang punya kedai, kasih tenggang rasa sama yang kita bang, sampai akhir 2020. Padahal jatuh tempo pada Juli ini,” terang Ayu.
Sementara itu, dia juga kebingungan harus menyediakan uang sewa tempat sebesar Rp17 juta yang harus dibayarkan. “Ya… Saya yakin bang, mau bertahan sampai akhir tahun 2020 ini. Karena anak-anak butuh uang sekolah, butuh gizi juga kan bang. Saya juga nggak mau hanya mengendalkan suami. Dengan usaha kita juga bisa bantu dia kan…,” ujarnya. (bpc5)