BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Jika di Indonesia ada Bursa Efek Indonesia (BEI), maka di dunia ada Dow Jones, Nasdaq, Nikkei, dan sebagainya.
Namun, apa kamu tahu, apa perbedaan dari bursa dunia tersebut?
Menurut Kepala Perwakilan BEI Riau, Emon Sulaeman, ada beberapa penjelasan soal bursa dunia seperti Nasdaq dan Dow Jones.
Pertama, terang Emon, di Amerika Serikat (AS), ada tiga indeks, yaitu Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500.
Dow Jones adalah indeks 30 saham perusahaan terbesar di Amerika. Indeks Dow Jones merupakan indeks tertua dan paling dikenal dunia.
Kemudian, ada Nasdaq, yang merupakan indeks saham Amerika yang terdiri dari perusahaan teknologi.
“Sektor teknologi, perbankan, bioteknologi, dan beragam jenis investasi dari seluruh dunia, ada di Nasdaq,” terang Emon, Rabu 3 Juni 2020.
Selanjutnya, ada S&P 500, yang merupakan indeks dari 500 saham perusahaan Amerika yang paling liquid, sama seperti LQ45 di Indonesia.
“Apa artinya paling liquid? Ya saham yang paling banyak diperjulbelikan. Maksudnya, kalau mau beli dan jual saham ini, mudah saja, karena memang banyak yang mengincarnya,” tambah Emon.
Beralih ke Eropa, ada indeks FTSE, yang merupakan indeks 100 saham di Bursa Inggris dengan maket capital, atau saham dengan harga keseluruhan paling besar. Di Jerman, ada DAX, yang merupakan indeks 30 saham terbesar di Jerman.
“Kalau di Prancis, ada yang namanya CAC. Ini merupakan indeks 40 saham dari perusahaan besar di Prancis,” jelas Emon.
Lalu, bagaimana dengan Asia yang lebih dekat dengan Indonesia? Ada beberapa yang perlu diperhatikan, yaitu Nikkei, HSI, Shanghai, dan ST Times.
Dijelaskan Emon, Nikkei adalah indeks 225 saham perusahaan yang ada di Jepang. Kemudian, ada HSI, indek 50 saham perusahaan yang ada di China.
“Ada juga Shanghai, yang berbeda dengan HSI. Shanghai adalah indeks saham perusahaan yang diperdagangkan di shanghai Stock Exchange,” lanjut Emon.
Terakhir, ada ST Times, yang merupakan indeks 30 saham perusahaan besar di Singapura.
“Semuanya indeks saham ini saling terhubung. Itulah sebabnya investor tidak hanya memperhatikan indeks di BEI, namun juga aware dengan indeks luar negeri,” tutup Emon. (bpc2)