BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sebagai seorang dokter spesialis paru di Riau, dr. Indra Yovi secara pribadi menyatakan kekhawatirannya terhadap penyebaran COVID-19 di Riau. Kecemasan ini menyusul tingginya mobilitas masyarakat menjelang, saat dan setelah lebaran. Hal itu juga diiringi dengan pengehentian PSBB menuju new normal.
“Saya Jubir COVID-19 untuk Pemerintah Riau tapi saya juga seorang dokter. Saya akan berusaha seprofesional mungkin. Maka itu saya tidak pernah berhenti mengingatkan kepada masyarakat untuk selalau waspada. Jangan sampai setelah lebaran ini kita menemukan — penularan COVID-19 — dari klaster halal bi hahal, klaster maaf-maafan,” katanya.
“Dengan adanya 6 kasus baru, saya mengingatkan pada diri saya sendir dan masyarakat bahwa kita harus lebih mawas diri lagi. Lebih memastikan kita disiplin, lebih memastikan kita bertanggung jawab, terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Caranya nggak susah. Pakai masker, sering cuci tangan dan jaga jarak dari kerumunan.”
“Saya melihat beberapa tempat, beberapa kantor, mungkin karena suasana masih suasana lebaran, kadang-kadang kalau berkumpul lupa. Makan sama-sama, halal bi halal, tidak pakai mesker, dan jadaknya berdekatan. Jangan sampai nanti kita sesali setelah adanya blaster baru yang muncul,” urainya.
Dia menambahkan, semua lapisan masyarakat harus menyadari terhadap bahaya di depan mata. Pihak medis, disebutnya tidak menginginkan ruang isolasi di rumah sakit yang saat ini relatif kosong menjadi penuh dengan pasien hanya karena ketidakdisiplinan.
Menurutnya, beberapa waktu belakangan tingkat disiplin masyarakat terhadap protokol COVID-19 di Riau cenderung menurun menyusul adanya rencana pemerintah untuk penerapan new normal.
Sejatinya, kata dia, new normal bukan sebuah kebebasa yang menandakan setiap orang bisa bebas menjalani aktivitas seperti biasa, melainkan kegiatan masyarakat memasuki fase baru. Fase dimana orang-orang harus terbiasa dengan masker saat keluar rumah, mencuci tangan sesering mungkin dan tetap psycal disetencing. (bpc3)