BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pasangan Syamsurizal-Zaini belakangan membuat publik heboh, dengan tindakannya datang ke KPU dan ingin mendaftar sebagai pasangan Bakal Calon Gubernur Riau. Mereka membawa partai PKB dan Gerindra. Padahal beberapa saat sebelum itu, pasangan LE-Hardianto juga mendaftar dengan partai sama. Tindakan seperti ini malah membuat pasangan Syamsurizal-Zaini menjadi bahan olok-olokan publik.
Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Aidil Haris S.Sos M.Si, pasangan ini sama saja tidak membuat kalkulasi politik sejak awal. Kalau memang tidak ada keputusan Parpol memberikan kesempatan kepada pasangan ini, tidak seharusnya sikap ngotot untuk mendaftar ke KPU itu dilakukan.Â
“Ini kan namanya sebuah keteledoran yang sangat tidak rasional. Sementara publik sudah tahu kalau PKB dukung kadernya sendiri. Kenapa mereka harus catut juga nama PKB. Kalau pasangan Syamsurizal-Zaini melakukan pendaftaran tanpa ada surat resmi dari Parpol itu artinya menyalahi aturan. Akibatnya fatal, itulah dia, bahan olok-olokan publik. Karena pasangan ini dianggap tidak mampu melihat proses ini secara realistis,” jelasnya.Â
Kepada bertuahpos.com, saat dihubungi Kamis (11/1/2018) di Pekanbaru, Aidil Haris memandang, ada yang salah dengan konsep pemahaman pasangan Syamsurizal-Zaini karena memang tidak rasional. Karena sejak awal semuanya sudah jelas. Termasuk PKB sendiri yang memberikan dukungan kepada LE. Tiba-tiba ada yang mengaku kalau Paslon itu juga didukung olah partai serupa.Â
“Kalau seperti ini rasionalitasnya dimana coba. Lagipula tidak mungkin kan, kecuali PKB itu pecah tapi kondisinya kan tidak begitu,” sambungnya.Â
Baca:Â KPU: Syamsurizal-Zaini Langgar PKPU Nomor 6
Perlu dicatat bahwa, lanjut Aidil Haris, publik malah bukan melihat partainya, tapi sikap personal dari figurnya, dan tak ada persoalan ke partai. Lagi pula pasangan Syamsurizal-Zaini juga tidak bisa buktikan kalau mereka betul-betul diusung oleh BPK dan Gerindra.Â
“Artinya yang bermasalah ini kan figurnya. Syamsurizal dan Zaini nya yang bermasalah. Tapi inilah dinamika Pilkada itu, menjadi sesuatu hal yang tak dipahami secara seksama,” tambahnya. (bpc3)