BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Nuansa Pilkada begitu terasa. Sejumlah pasangan calon yang akan maju merebut kursi Gubernur Riau sudah mendaftar ke KPU. Mereka tinggal menyelesaikan kelengkapan syarat sebelum ditetapkan sebagai Paslon, setelah itu barulah masuk dalam tahapan kampanye.Â
Dalam nuansa Pilkada seperti ini, sekecil apapun masalah tetap menjadi sorotan masyarakat. Biasanya mencari tahu tentang kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan calon.
Dalam kondisi seperti ini, ada banyak isu yang dilontarkan ke publik sebagai bentuk kampanye masing-masing Paslon. Entah itu untuk mengangkat citra, bahkan menjatuhkan citra Paslon.Â
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Jupendri MIKom kepada bertuahpos.com memberikan penjabarannya terkait hal itu, Rabu (17/1/2018) di Pekanbaru. Dia mengatakan dalam helat Pilkada semua celah harus dihindari dan minimalisir, agar tidak Jadi bahan kampanye buruk.Â
Ada 3 bentuk kampanye dalam keilmuan komunikasi politik. Pertama, kampanye positif (positive campaign). Ini adalah kampanye yang menceritakan kebaikan dan keunggulan masing-masing pasangan calon.Â
Kedua kampanye negatif (negative campaign). Ini kebalikkan dari kampanye positif, dimana keburukan dari masing-masing pasangan calon yang dicuatkan ke publik. Cenderung mengemukakan masalah-masalah yang pada realitasnya memang terjadi atau dialami.Â
“Kelemahan itu kenyataan dan memang terjadi. Itu yang disebut dengan kampanye negatif,” ujar Jupendri.Â
Ketiga, kampanye hitam (black campaign). Kampanye hitam lebih kepada tindakan untuk merusak citra calon dan memang sengaja dicari-cari masalahnya. Bahayanya dalam kampanye hitam tidak sedikit mengandung unsur fitnah.Â
“Yang ingin saya katakan adalah, bagi Paslon atau kepala daerah yang mencalonkan diri, dia harus meminimalisir itu. Apalagi berkaitan dengan kinerjanya,” katanya.Â
Jika Paslon tidak bisa meminimalisir itu, lanjut Jupendri, maka ini akan menjadi kampanye negatif dan merusak citra bagi Paslon. “Nah, inilah yang perlu dihindari,” sambungnya. (bpc3)Â