BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Berkaca dari fenomena keluarga Sekdaprov Riau, SF Hariyanto, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (DJKI Kemenkumham) menyesalkan masih ada banyak pejabat pemerintah yang menggunakan barang KW alias palsu.
DJKI Kemenkumham menilai, tindakan tersebut jelas akan mematikan ekonomi nasional, sekaligus menghambat upaya Indonesia keluar dari status priority watch list (PWL).
Sebagaimana diketahui, viral pernyataan Sekretaris Daerah Riau, SF Hariyanto yang mengungkapkan bahwa tas mewah istrinya yang sering dipamerkan di media sosial hanyalah barang-barang KW yang dibeli di sebuah mal di Jakarta. Warganet kiat dibikin heboh. Selain memamerkan gaya hidup mewah, namun barang-barang yang dipamerkan adalah barang palsu.
Adapun PWL, merupakan daftar negara yang memiliki tingkat pelanggaran kekayaan intelektual cukup berat. Hal itu semakin diperparah dengan pernyataan beberapa pejabat yang mengaku, istrinya hanya memakai atau membeli barang KW demi menghindari tudingan gaya hidup mewah atau hedonisme.
“Kami sangat menyesalkan tindakan tersebut, sebab kami di DJKI berupaya sangat keras untuk membasmi pelanggaran KI di Indonesia,” ujar Plt Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Razilu dalam keterangannya dikutip Selasa 27 Maret 2023.
Sementara itu, Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa sekaligus Ketua Satgas Operasi Kemenkumham, Anom Wibowo mengungkapkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mensertifikasi pusat perbelanjaan di Ibu Kota.
Sebab, barang palsu yang banyak dibeli istri pejabat (termasuk istri Sekdaprov Riau SF Hariyanto) diduga dibeli di Jakarta. “Tidak hanya kita, pihak asing pun tahu kalau di ada mal di Jakarta yang menjual barang palsu, tapi kami tidak bisa bertindak tanpa pengaduan,” ujar Anom.
Dijelaskan, pihaknya tak bisa mengambil tindakan pelanggaran jika ada aduan dari pemilik kekayaan intelektual tersebut karena hukum yang dipakai adalah delik aduan. “Namun kami akan terus melakukan pemantauan di pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia,” ucap Anom.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jagad maya dihebohkan dengan gaya hidup hedon Istri Sekdaprov Riau SF Hariyanto, dengan memamerkan barang-barang berharganya di Sosial Media (Sosmed).
Sekdaprov Riau SF Hariyanto angkat bicara untuk memberikan klarifikasi atas gaya hidup hedon istri dan keluarganya, pada Minggu, 19 Maret 2023 di kediaman dinasnya Jalan Gajah Mada, Pekanbaru.
“Sama sama kita ketahui ada berita yang viral yang memuat tentang keluarga kami soal gaya hidup hedon,” katanya saat memberikan klarifikasi di rumah dinasnya di Jalan Gajah Mada, Pekanbaru.
SF Hariyanto mengaku memang beberapa waktu lalu, dalam sebuah pertemuan dengan seluruh pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Riau, dia mengingatkan agar untuk berhati-hati dan bijak dalam menggunakan sosial media terutama agar tidak bergaya hidup hedonis.
“Saya mengingatkan itu karena ada kasus Mario Dandi, yang kemudian merembet ke harta kekayaan orang tuanya. Saya juga sudah mengingatkan kepada keluarga saya untuk berhati-hati dan meminta kepada istri dan anaknya untuk menghapus foto-foto di sosial media. Tapi saya tidak cek langsung ke sosmednya, sampai berita ini ramai,” jelasnya.
“Saya juga salah karena tidak cek langsung. Jadi saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas adanya informasi yang beredar ini,” jelasnya.
Kendati demikian, SF Hariyanto menegaskan bahwa seluruh barang barang-barang pribadi milik istri dan anaknya adalah KW atau bukan asli dengan harga dikisaran Rp2-Rp-5 juta.
“Tapi karena barang-barang itu istri saya yang pakai makanya dianggap barang asli. Supang demi Allah semuanya KW dan di beli di Lorient_Second di lantai satu Mangga Dua Jakarta.
Sementara itu, terkait sepeda merk Brompton milik istrinya, SF Hariyanto menjelaskan bahwa sepeda itu dibeli saat musim sepeda di masa Covid-19. Sepeda itu dibeli lewat seorang teman dengan nyicil lewat arisan. “Sekarang sepedanya sudah dijual karena sudah tak musim lagi, dan istri saya sedang dalam keadaan sakit setelah operasi tulang punggung,” tuturnya.
Sementara terkait jalan-jalan ke Turki tahun 2022 dilakukan secara backpacker sebanyak 11 orang, karena kebetulan ada teman yang dikunjungi di sana. Mereka beli paket perjalanan dengan harga murah, transit di Dubai 9 jam, dan memesan satu apartemen dengan tiga kamar.
“Kalau foto-foto yang diposting di Sosmed itu tentulah dipilih yang bagus-bagus. Biasalah namanya juga ibu-ibu. Dan semua tas yang ada di foto itu KW,” tambahnya.
Sedangkan untuk koper travel back elektrik, kata SF memang sengaja dibeli karena menyesuaikan dengan kondisi kesehatan istrinya. “Karena istri saya sakit jadi tak kuat jalan jauh di bandara, jadi bisa naik tas itu dan harganya di bawah Rp10 juta,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, SF juga membawa seorang teman istrinya yang sama-sama berangkat ke Turki. Namanya Ayu. Dia mengungkapkan bahwa rencana keberangkatan ke Turki memang sudah disusun sedemikian rupa dengan 10 temannya yang lain, termasuk istri Sekdaprov Riau.
“Kami pesan tiket promo untuk perjalanan ke Turki dengan harganya di bawah Rp10 juta, kebetulan di sana (Turki) ada teman yang bisa memfasilitasi untuk kendaraan untuk kebutuhan jalan-jalan, jadi kami tidak pakai jasa paket wisata dan perjalanan dilakukan secara backpacker,” ujarnya.
“Saat berangkat kami semua bawa bekal masing-masing. Ada yang bawa rendah, pop mie dan lain-lain. Saat transit di Dubai 9 jam, di situ kami menggelar emperan untuk tidur. Waktu itu istri Pak Sekda sudah sakit,” jelasnya.
Ditambahkannya SF Hariyanto, pada 2021, istrinya mengalami keropos tulang belakang. Empat sendi tulang belakang diganti dengan alat bantu sehingga tidak memungkinkan baginya untuk melakukan perjalanan jauh.
“Semakin ke sini, istri saya harus lebih sering kontrol ke rumah sakit. Istri saya berobat di RSPI Jakarta. Jadi semua foto-foto di Sosmed itu adalah foto lama, dan tas-tas yang dia pakai dibeli di bawah tahun 2017 lalu,” jelasnya.
“Saat ini, karena istri saya sudah mengalami keropos tulang belakang maka tinggi badannya juga sudah tidak sesuai dengan yang ada di foto. Dulu tingginya bisa mencapai 180 sentimeter, karena penyakit keropos tulang belakang sekarang tingginya sudah berkurang 15 sentimeter,” jelasnya.
Dengan demikian, SF Hariyanto memberikan klarifikasi bahwa seluruh tuduhan terkait gaya hidup yang hedonis seperti viral di sosmed dan ramai diberitakan adalah tidak benar.
“Harga tas yang sampai ratusan juta semua itu tidak benar. Termasuk gaya saat di Turki semua itu hanya sebatas untuk tampil maksimal di sosial media, terkait sepeda, sekarang juga sudah dijual,” tuturnya.***