BERTUAHPOS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menetapkan status siaga darurat penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai April hingga November 2025. Kebijakan ini diambil guna mengoptimalkan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan Karhutla di wilayah Riau.
Sejak awal tahun 2025, sejumlah wilayah di Riau, terutama di kawasan pesisir, telah mengalami kejadian Karhutla. Guna meningkatkan kesiapsiagaan, Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Wakil Gubernur SF Hariyanto dan jajaran Forkopimda menghadiri apel kesiapsiagaan penanganan Karhutla di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai, Kamis 27 Maret 2025.
Di kesempatan itu, Gubernur Wahid menegaskan pentingnya penetapan status siaga darurat, mengingat wilayah Riau akan memasuki musim panas mulai April. “Dari luas daratan, Riau memiliki 52% lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. Saat ini memang masih turun hujan, namun di beberapa daerah sudah terpantau munculnya hotspot,” ujarnya.
Dia menyebutkan sejumlah daerah yang perlu menjadi perhatian serius karena rawan Karhutla, di antaranya Siak, Bengkalis, dan Dumai. Selain itu, Wahid juga menyoroti kendala di lapangan, seperti sulitnya akses menuju lokasi kebakaran serta terbatasnya sumber air di kanal dan embung.
“Penanganan Karhutla membutuhkan sinergi dan koordinasi dari semua pihak. Akses yang terbatas dan minimnya sumber air menjadi tantangan tersendiri dalam pemadaman,” jelas Wahid.
Berdasarkan data Pemprov Riau, sepanjang 2025 telah terdeteksi 168 hotspot, dengan 18 di antaranya dikonfirmasi sebagai firespot atau titik api. Total lahan terbakar mencapai 76,81 hektare, tersebar di wilayah Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Siak, Kampar, Pelalawan, Indragiri Hilir (Inhil), dan beberapa daerah lainnya.
“Oleh karena itu, kita harus waspada dan tanggap terhadap potensi Karhutla ke depan,” tegas Wahid.
Beberapa langkah yang akan dilakukan meliputi penguatan koordinasi lintas sektor, patroli dan sosialisasi secara masif, memastikan kesiapan anggaran penanggulangan, serta upaya pemadaman yang cepat dan terintegrasi.***