BERTUAHPOS.COM – Alergi makanan dan intoleransi makanan kadang digolongkan sebagai sensitivitas terhadap makanan atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan atau bahan dalam makanan yang dialami oleh individu tertentu, terjadi setelah mengonsumsi satu atau lebih makanan tertentu.
Pajanan dengan makanan dalam jumlah sedikit dapat memacu pelepasan berbagai mediator. Pada reaksi alergi terjadi pelepasan histamin, leukotrin, prostaglandin, dan sitokin. Gejala biasanya timbul dalam 30 menit bahkan dalam beberapa detik sampai menit setelah alergen dikonsumsi.
Menurut pemaparan dari Tim Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM Jakarta reaksi biasanya tidak tergantung dari jumlah makanan. Ciri alergi makanan lainnya adalah melibatkan multiorgan. Ada delapan jenis makanan atau golongan makanan yang diduga dapat menimbulkan reaksi alergi, meskipun ada perbedaan regional.
Misalnya alergi seledri sering ditemukan di Eropa, biji wijen di banyak bagian lain di dunia. Hal itu juga dapat disebabkan pilihan diet. Di samping delapan jenis makanan utama (susu sapi, telur, ikan,gandum,kacang tanah, soya, udang, dan sejenis lobster), dan kacang-kacangan (almond, hazel, walnut, pecan, kacang mete, pistasio, makadamia) masih ditemukan 160 jenis makanan lainnya yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Berbagai bahan yang digunakan dalam makanan seperti bahan pengisi, bumbu, pengawet, pewarna dan sebagainya, meskipun jarang namun dapat merupakan alergen dan menimbulkan reaksi alergi.
Gejala alergi makanan dapat mengenai kulit (gatal, wajah merah, urtikaria, angioedema,eksim,bibir dan mukosa oral bengkak, stomatitis, sariawan relaps, vaskulitis, dermatitis kontak, reaksi fotoalergik, erupsi eksantem,dermatitis herpetiformis dan panikulitis), mata dan saluran napas (rinokonjungtivitis, edem laring,asma bronkial), saluran gastrointestinal (nausea, muntah, meteorism, gastroenteritis akut, diare, kolitis) dan sistem kardiovaskular (anafilaksis).
Alergi makanan sering sulit diketahui dan biasanya baru dicurigai bila tidak ada penyakit lain. Prinsip utama dalam penanganan reaksi yang ditimbulkan makanan adalah menghindari makanan penyebabnya. Pada penderita dengan alergi bahan aditif, diperlukan pengetahuan mengenai zat aditif yang digunakan dalam makanan.
Untuk pencegahan secara farmakologis dapat digunakan stabilisator sel mast (kromoglikat oral) dan antihistamin. Obat-obatan esensial yang digunakan dalam terapi alergi makanan terdiri atas epinefrin, antihistamin, dan steroid.(bpc3)