Laporan: Sarwan Kelana
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU “ Pemilik Sebuah lembaga pendidikan Pekanbaru School Of Businiss (PSB) adalah pria muda yang dulunya memiliki kisah yang sangat sedih, pasalnya dulu dia pernah menjadi pembersih di sebuah mushollah di pekanbaru ini, semasa menuntut ilmu di UIN Suska Riau.
Ia menjelaskan keberhasilan itu adalah milik mereka yang benar-benar ingin berhasil, walaupun seseorang itu tergolong dari keluarga yang tidak mampu. Factor yang sebenarnya dari motivasi yang ada dalam diri kita sendiri. “kalau saya termotivasi karena orang tua saya, apa arti kesuksesan kalau orang tua tidak ada†katanya saat di wawancarai, Senin (24/6/2013)
Pemilik pekanbaru school of business ini berkisah soal kehidupannya semasa kecil dulu, hingga sampai sekarang ini menjadi pemilik dari PSB.
“dulu semasa saya menjalani dunia pendidikan, saya sambil kerja. Pasalnya saya kuliah dengan uang sendiri dan waktu itu saya merasakan dunia pekerjaanâ€kata Alumni UIN Suska Riau
Dari kampung ke pekanbaru ini saya lalui dengan kisah yang pahit pasalnya, saya harus sendiri. Dan bekerja juga sendiri guna mencari uang untuk membiayai perkulihan.
Waktu itu saya perna menjadi penjaga atau takmir di salah satu mushollah di pekanbaru ini, di situlah saya membersihkan musholla dan mengajar mengaji anak-anak masyarakat di situ. Hal itu saya lalui selama masa perkulihan, disamping itu saya juga sempat mengikuti Beberapa bisnis, ini saya lalui guna menambah pemahaman saya dalam segala bidang†kata Ali fauzi di Beberapa karyawannya.
Suami dari Fifi Triowati SPdi, ini tampak biasa saja bahkan ia selalu terlihat enjoi di hadapan Beberapa karyawannya. Pria yang biasa di sapa oleh karyawannya pak Ali, ini tampak muda disaat ia mengumpul bersama karyawan-karyawannya.
Kesuksesan untuk membahagiakan orang tua
Kesuksesan bagi ali imron fauzi, tidaklah ada artinya ketika orang tua sudah tiada. Oleh karena itu di harus sukses selagi orang tua masih ada, pasalnya doa kedua orang tualah yang selalu membuat anak-anaknya sukses dan berhasil mencapai tujuan dan cita-cita.
“bagi saya kesuksesan, tidak ada artinya kalau orang tua sudah tidak ada. Oleh karena itu kita harus sukses dan kerja keras selagi orang tua masih ada†ujar ayah 2 anak ini.
Lepas dari SMA Ali langsung merantau ke pekanbaru untuk melanjutkan kuliah, karna kondisi keluarga yang pas-pasan membuaat ayah dari m.Syariful Anam dan Fikri ini harus banting tulang demi mencari uang perkulihan sendiri.
Ia menuturkan pada tahun 2000-an dulu semasa perkulihan sudah banyak teman-teman saya yang memiliki sepeda motor sendiri. Tapi bagi saya itu sah-sah saja lagian yang punyakan mereka, walaupun demikian saya juga punya tekat untuk memiliki sepeda motor sendiri. Akhirnya dalam masa perjalanan kuliah saya juga dapat memiliki sepeda motor sendiri walaupun sepeda motor kaptul.
“saya bahagia sekali disaat itu, ketika saya juga sudah memiliki sepeda motor. Walaupun sepeda motor itu kaptul, yang jelas sembari itu saya mengikuti berbagai pekerjaan atau bisnis dengan niat biar bisa dapat yang lebih baik dari ini†ceritanya mengingatkan.
Akhirnya Ali memutuskan untuk bekerja, mulai dari menjadi penjaga musholla (Garim), guru mengaji, privat dan Beberapa bisnis. Kegiatan bisnis itulah yang ditekuni oleh bapak dua anak ini.
“waktu itu boleh semua pekerjaan yang saya rasakan, pasalnya saya ingin menjadi orang yang sukses. Sampai saya pernah menjadi seorang salesmen (bisnis), pekerjaan saya itu sering di tertawai oleh teman-teman saya, walau demikian saya tetap istiqamah, sampai dengan keadaan saya saat iniâ€. ungkap Ali bercerita.
Dari pengalaman itu, ia memetik pelajaran sederhana dalam hidup yaitu bekerja sepenuh hati. Hal inilah yang menjadi dasar yang membuatnya jadi pengusaha sukses. Dan telah memiliki sebuah lembaga yang sedang berkembang di bidang pendidikan.
“Itu sangat memberikan nilai hidup yang beda untuk saya menghadapi apapun. Jadi kalau saya ngepel, saya ngepel sebaik mungkin. Disamping itu orang tua juga adalah motivasi pendorong terkuat bagi saya untuk sukses†cerita Ali kepada Bertuahpos.com
Di tengah keterpurukannya, Pria yang lahir di Tembilahan, Riau, tahun 1985 ini mencoba mengubahmind set-nya, untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Hal tersebut tentu sangatlah sulit. Jika sebelumnya Ali, begitu dia biasa dipanggil, hanyalah seorang tenaga pengjar, dia harus merubah haluan menjadi pengusaha yang harus menghasilkan uang bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga harus memberikan gaji untuk orang lain.
“Cara menyingkirkan kendala-kendala tersebut adalah terus optimis dan pantang menyerah serta selalu mensyukuri sekecil apapun keberhasilan atau prestasi yang kita capai,” tuturnya.
Perlahan namun pasti, pria yang mendapat gelar sarjana pendidikan islam ini dapat merintis sebuah lembaga yang diberi nama Pekanbaru School Of Business (PSB) perusahaannya. “Saya mempelajari bahwa sukses itu mencakup berbagai macam hal, dengan hanya mendalami satu prinsip sukses atau hanya memfokuskan pada satu bagian dalam hidup, tidak akan membawa kita menuju puncak kesuksesan. Namun apabila kita terus selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan kita (trial and error), maka saya optimistis hal tersebutlah yang akan menghantarkan kita pada puncak kesuksesan,” ucapnya.
Apa arti kesuksesan kita , kalau orang tua sudah tidak ada†tutup pemilik PSB ini. (*)