Pelemahan harga saham Bank BUMN terjadi seiring dengan munculnya seruan penarikan dana massal di media sosial.
BERTUAHPOS.COM — Saham tiga bank besar BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mengalami tekanan sepanjang pekan lalu.
Pada perdagangan 19-21 Februari 2025, ketiga saham tersebut melemah. Pada Jumat, 21 Februari 2025, saham BBRI ditutup di Rp3.890 (-0,51%), BMRI di Rp5.075 (-1,46%), dan BBNI di Rp4.300 (-3,59%).
Pelemahan ini terjadi seiring dengan munculnya seruan penarikan dana massal di bank-bank BUMN yang beredar di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Bank Mandiri menegaskan bahwa kondisi keuangan dan fundamental bisnis mereka tetap solid.
“Kami ingin menegaskan bahwa kondisi keuangan dan fundamental bisnis Bank Mandiri berada dalam keadaan yang solid dan aman,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, kepada Investor Daily, akhir pekan lalu.
“Oleh karena itu, nasabah serta pemangku kepentingan tidak perlu merasa khawatir,” ujarnya.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, juga menegaskan hal yang sama. Dia menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu yang berkembang di media sosial, khususnya terkait seruan penarikan dana massal di bank-bank BUMN.
“Kami berkomitmen untuk mengedepankan prinsip tata kelola yang baik atau good corporate governance. Operasional bisnis BNI diawasi ketat oleh regulator, yakni Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan BNI merupakan peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” kata Okki dalam siaran pers, Sabtu, 22 Februari 2025.
Dia menyebut fundamental keuangan BNI tetap solid meski menghadapi tantangan global dan kondisi likuiditas yang ketat di industri perbankan.
Hal ini tercermin dari kinerja keuangan sepanjang 2024 yang menjadi dasar bagi BNI untuk terus berinovasi dan meningkatkan layanan perbankan.
Di sisi lain, BRI juga menegaskan bahwa mereka menerapkan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa BRI, layaknya bank swasta, juga berpartisipasi dalam program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh LPS.
“Selain itu, BRI juga terdaftar dan diawasi oleh OJK serta Bank Indonesia. Partisipasi dan tata kelola tersebut memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana mereka aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Hendy.
Capaian kinerja BRI membuktikan bahwa dengan tata kelola dan fundamental bisnis yang kuat, BRI mampu mencatatkan kinerja stabil di tengah tantangan ekonomi global.
“Kinerja positif BRI juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas industri perbankan, yang berdampak positif bagi perekonomian nasional,” pungkasnya.***