BERTUAHPOS.COM — Harga Crude Palm Oil (CPO) di kontrak Bursa Malaysia Derivatives (BMD) menguat pada penutupan perdagangan Kamis, 20 Maret 2025.
Penguatan harga ini ditopang oleh sejumlah faktor. Dari kenaikan harga minyak sawit di bursa Dalian, data ekspor terbaru, hingga penurunan produksi akibat cuaca ekstrem.
Berdasarkan data BMD;
- Kontrak berjangka CPO untuk April 2025 naik 35 Ringgit Malaysia menjadi 4.669 Ringgit Malaysia per ton.
- Sementara kontrak untuk Mei 2025 menguat 37 Ringgit Malaysia ke level 4.529 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak Juni 2025 juga naik 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.413 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak Juli 2025 hanya naik tipis 1 Ringgit Malaysia menjadi 4.215 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak untuk Agustus 2025 justru turun 12 Ringgit Malaysia ke posisi 4.163 Ringgit Malaysia per ton.
Menurut data dari Trading View, penguatan harga CPO terjadi selama dua hari berturut-turut, seiring dengan kenaikan harga minyak sawit di bursa Dalian yang tercatat naik 0,93%.
Seorang trader di Kuala Lumpur menyebutkan, “Harga futures naik didorong oleh sentimen positif dari pasar Dalian, sambil menunggu data ekspor yang akan menentukan arah pasar ke depan.”
Sementara itu, data ekspor dari AmSpec Agri Malaysia menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-20 Maret 2025 turun 5%. Penurunan yang lebih tajam tercatat oleh Intertek Testing Services, yaitu sebesar 14,2%.
Dari sisi kebijakan, Indonesia berencana menaikkan bea ekspor CPO menjadi 4,5%-10% dari harga referensi, naik dari level sebelumnya 3%-7,5%.
Kebijakan ini dilakukan untuk mendukung peningkatan penggunaan minyak sawit dalam program biodiesel. Di sisi lain, Malaysia mempertahankan bea ekspor CPO untuk April sebesar 10%, tetapi menaikkan harga referensinya, sebagaimana diumumkan oleh Malaysian Palm Oil Board.
Selain itu, kenaikan harga minyak mentah dunia pada Kamis turut mendukung penguatan harga CPO. Harga minyak mentah naik seiring proyeksi permintaan yang kuat di Amerika Serikat setelah laporan stok bahan bakar turun lebih dalam dari perkiraan. Pelemahan dolar AS juga memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak.
Pedagang minyak sawit, David Ng, menambahkan bahwa penguatan harga CPO juga disebabkan oleh ekspektasi penurunan produksi akibat banjir di Johor. Selain itu, penguatan harga minyak kedelai — yang merupakan pesaing utama minyak sawit — turut memperkuat tren kenaikan.***
Sumber: Investor.id