BERTUAHPOS.COM, LONDON – Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Rabu (8/10/2014). Penurunan ini terjadi menyusul berkurangnya permintaan dari Amerika -konsumen terbesar minyak dunia- di tengah kekhawatiran penurunan permintaan global, seiring penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.
Harga minyak mentah Brent North Sea di London, Inggris, untuk pengiriman November 2014, turun 65 sen menjadi 91,46 dollar S per barrel. Sementara patokan harga minyak untuk pasar Amerika, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman November juga, turun 1,12 dollar AS per barrel menjadi 87,73 dollar AS per barrel.
Kementerian Energi Amerika Serikat, Rabu, mengatakan cadangan minyak mentah AS naik 5 juta barrel dalam pekan yang berakhir pada 3 Oktober 2014. Permintaan minyak berkurang dari target, diduga karena ekspektasi pasar pun tak sampai angka 1,9 juta barrel, berdasarkan survei oleh Dow Jones Newswires.
“Data persediaan minyak… menunjukkan stok lebih tinggi dari yang diharapkan, yang menempatkan tekanan lebih lanjut pada WTI dan Brent,” ujar analis CMC Markets Jasper Lawler.
Pada penutupan perdagangan untuk kawasan Asia yang berlangsung lebih awal daripada pasar Eropa dan Amerika, harga minyak juga sudah menempati harga terendah dalam beberapa tahun terakhir, menyusul pemangkasan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF), langsung membengkokkan ekspektasi permintaan minyak global.
Harga minak mentah ligth sweet di pasar New York, menyentuh level 87,39 dollar AS per barrel, bandrol terendah sejak 18 April 2013. Harga minyak Brent yang turun ke level 90,76 dollar AS per barrel juga merupakan harga terendah sejak 26 Juni 2012.
“Penurunan ini disebabkan oleh IMF yang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global, karena proyeksi pertumbuhan ekonomi di banyak negara zona euro dan Jepang akan melemah, menandakan bakal berkurangnya permintaan minyak,” kata analis Rebecca Hermolle dari Inenco, konsultan energi yang berbasis di Inggris.
IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, Selasa (7/10/2014). Penurunan ini memberikan sinyal telah terjadinya stagnasi di negara maju. IMF memangkas angka pertumbuhan ekonomi menjadi 3,3 persen, dari perkiraan sebelumnya pada Juli 2014 di level 3,4 persen.
Lembaga ini menurunkan pula proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2014 menjadi 3,8 persen, dari perkiraan sebelumnya di level 4,0 persen. Untuk 18 negara di zona euro, IMF memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh 0,8 persen pada 2014 dan 1,3 persen pada 2015.
Sejak Selasa, langkah IMF tersebut sudah langsung menghantam pasar minyak. Para pedagang menimbang data lanjutan yang mengecewakan dari zona euro.
Bersamaan, Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di zona ini, mencatatkan penurunan tajam sebesar 4 persen output industri pada Agustus 2014, berdasarkan data resmi yang dilansir pada Selasa. Pesanan untuk pabrik di Jerman telah anjlok sebesar 5,7 persen pada Agustus 2014, berdasarkan data dari kantor statistik Destatis yang dilansir pada Senin (6/10/2014). (Kompas)