BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Meski memberi saran untuk melakukan mekanisasi bidang pertanian perkebunan, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Zulher tak menampik perlu biaya besar untuk investasi mesin-mesin penunjang perkebunan. Namun ia juga mengingatkan ada cara untuk mengakalinya.
Seperti dodos elektrik, mesin penabur pupuk, atau mobil pengangkut dan pengangkat TBS memang mahal. Untuk mendapatkannya, petani dapat menyiasatinya dengan berkelompok. Jadi peralatan tersebut dibeli secara berkelompok dan bergantian untuk pemakaiannya. Apalagi saat ini, kelompok tani kelapa sawit di Riau sudah banyak yang mapan sehingga mudah untuk membelinya.
“Petani yang tidak berkelompok tentu akan kesulitan membeli peralatan tersebut. Namun beda jika petaninya berkelompok. Contohnya, mesin penabur buah atau pengangkut buah tentu petani tidak akan tiap hari memakainya. Jika mereka berkelompok, maka mereka bisa silih berganti memakainya,” terangnya Minggu (22/6/2014) kemarin.
Mantan Sekda Kampar ini menambahkan, ada banyak manfaat kelompok tani (poktan) tersebut. Di samping kemudahan dalam penguasaan alat pertanian, juga memudahkan dalam penjualan sehingga harganya pun akan lebih tinggi.
Dia menilai, jika petani tidak melakukan berbagai inovasi dalam pengelolaan usaha perkebunannya mulai sekarang, maka petani akan kesulitan dengan persaingan ketat ke depannya. Apalagi harga tanah akan semakin mahal, maka tidak mungkin lagi lahan perkebunan akan terus berkembang. Himbauan tersebut juga menurutnya berlaku untuk para perusahaan perkebunan dan juga para petani berdasi yang selama ini menginvestasikan dananya di subsector perkebunan.
“Ingat, investasi di subsector perkebunan itu mahal, jika salah-salah dalam mengelola, maka dana akan tenggelam dan hasil yang diharapkan tidak akan tercapai. Maka sudah saatnya para pelaku usaha perkebunan memodernisasi peralatannya, sehingga biaya operasional akan terpangkas,”saran Zulher lagi. (syawal)
Â