BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pengelolaan kebun harus dilakukan dengan memperhatikan ekosistem di sekitarnya. Begitu juga untuk menghindari organisme  pengganggu tumbuhan (OPT) baik gulma, hama dan penyakit dapat dihindari dengan menerapkan pengendalian hama secara terpadu.
Tujuannya agar tercipta ekosistem yang berimbang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs. H Zulher MS, Kamis (26/6/2014).
Ia menyebutkan, tanaman sangat berpotensi untuk menurun tingkat produksinya akibat kelalaian dalam mengelola usaha perkebunan khususnya pengendalian hama dan tanaman.
 “Kita selaku pihak pemerintah berupaya untuk memberikan pembelajaran kepada petani baik secara langsung maupun pelatihan kepada petugas pengamat hama dan tanaman agar terus berupaya untuk mengendalikan hama dan tanaman. Apalagi beberapa hama di Riau ini menyebabkan ratusan hektar lahan perkebunan tidak bisa berbuah lagi,†ujar Zulher.
Karenanya ia juga menghimbau kepada petani untuk melaporkan secepat mungkin kepada Dinas Perkebunan kabupaten/kota apabila tanamannya telah diserang oleh suatu jenis hama dan penyakit tanaman.
Jika petani lalai dalam melaporkan hama dan penyakit tersebut maka dikhawatirkan hama dan penyakit tanaman tersebut akan terus berkembang dan merugikan seluruh pihak.
“Langkah itu merupakan kontrol kita dalam pengendalian hama dan tanaman. Jika informasi penyakit dan hama itu cepat kita ketahui maka memudahkan kepada kita mencari solusi treatmentÂnya. Jadi jangan sampai parah baru dilaporkan,†kata Zulher.
Hama yang banyak berkembang di Riau ini  yaitu Kumbang Tanduk (Oryctes) yang menyerang kelapa sawit, Ulat Api yang menyerang kelapa sawit dan Kumbang Janur yang menyerang kelapa dan Jamur Akar Putih yang menyerang karet.
Sedangkan untuk penyakit yang paling banyak adalah Ganoderma yang menyerang kelapa sawit dan karet.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ir. Kaisal menyebutkan bidang perlindungan Disbun Riau terus melakukan pembinaan kepada petani dan petugas pengamat hama dan penyakit. Kita menyadari, katanya, bahwa anggaran yang disalurkan kepada petani sangat terbatas.
Untuk itu, yang dilakukan oleh Disbun Riau yaitu peningkatan keilmuan petugas pengamat agar bisa disalurkan kepada petani. “Dalam pengendalian hama dan penyakit, semua pihak sangat berperan. Mulai dari pihak pemerintahan desa, Disbun Kab/kota dan juga Disbun Riau.
Untuk itu kita terus melakukan koordinasi yang baik dengan disbun kabupaten kota agar pengendalian ini terus kita pertahankanâ€ujar Kaisal. (syawal)‬
Â