BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ketersediaan beras lokal hanya mampu menutupi 30 persen kebutuhan masyarakat Riau terhadap komoditi itu. Hal ini membuktikan bahwa Riau belum bisa dikatakan sebagai daerah produsen, tapi daerah dengan tingkat konsumsi besar terhadap beras.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, Asril Encik kepada bertuahpos.com, Selasa 20 Maret 2018 di Pekanbaru. “Hanya 30 persenan saja bisa menutupi kebutuhan beras di Riau,” katanya.
Data yang diperoleh bertuahpos.com dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, dalam setahun Riau membutuhkan sebanyak 711 ribu ton beras untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat. Sedangkan dari jumlah itu hanya 30 persen bisa ditutupi hasil panen lokal. Sedangkan 70 persen sisanya disuplai dari provinsi tetangga.
Memang ada beberapa daerah di Riau saat ini dijadikan sebagai sentra persawahan, namun jumlah itu masih sangat sedikit dan perlu ditambah. Apalagi dalam realitasnya bahwa, hasil panen gabah masyarakat malah dijual ke tengkulak untuk di produksi menjadi beras. Dan itu dibawa keluar dari Riau, kemudian mereka jualnya ke Riau lagi.
Untuk diketahui, dalam catatan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, dalam setahun Riau membutuhkan 711 ribu ton per tahun. Ini angka yang tidak bisa ditawar. Jika kurang maka masalah akan muncul. Di samping hasil perdanian lokal, suplai beras juga berasal dari provinsi tetangga. Seperti Sumbar, Jambi Palembang dan daerah lainnya.
Saat ini Pemprov Riau masih menjadi kerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Drive Riau-Kepri untuk menjaga suplai beras. Namun demikian sebagian besar beras yang beredar di pasar itu memang lebih banyak keterlibatan kaum distributor. (bpc3)