Dalam beberapa tahun terakhir, Provinsi Riau ibarat surga bagi investor. Terbukti, capaian realisasi investasi di Negeri Lancang Kuning sejak 2019 meningkat tajam dan terbesar di Sumatera. Bahkan di 2021, Provinsi Riau masuk lima besar nasional, mengalahkan Jawa Tengah.
Karena prestasi itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia pada Rabu (16/02/2022) sore, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, memberikan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang capaian realisasi investasi-nya terbesar di tahun 2021.
Ada 7 (tujuh) provinsi yang diganjar penghargaan bergengsi itu, secara berurut sesuai peringkat dan besaran investasi, yakni: Jawa Barat (Rp136,13 triliun), DKI Jakarta (Rp103,33 triliun), Jawa Timur (Rp79,55 triliun), Banten (Rp57,96 triliun), Riau (Rp53,05 triliun), Jawa Tengah (Rp52,71 triliun) dan Maluku Utara (Rp43,84 triliun). Bahlil mengatakan, realisasi investasi pada tahun 2021 secara nasional adalah sebesar Rp901 triliun.
“Saya berpikir, yang bekerja bukan hanya Kementerian Investasi, yang melakukan pekerjaan realisasi investasi ini adalah kepala daerah baik gubernur, wali kota maupun bupati. Untuk itu, keberhasilan realisasi Rp901 triliun ini adalah keberhasilan kita semua,” sebut Bahlil saat menyampaikan sambutan.
Bahlil kembali menegaskan bahwa investasi sangatlah penting. Investasi adalah pintu masuk untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menyejahterakan rakyat.
“Sejak saya masuk (jadi menteri), saya ingin pembangunan Indonesia tidak hanya fokus di satu pulau, tapi saya ingin membangun Indonesia adalah membangun semua wilayah kesatuan Republik Indonesia dari Aceh sampai Papua,” tegas pria asal Papua itu, disambut tepuk tangan hadirin.
Khusus Provinsi Riau, investasi meningkat drastis sejak 2019 atau di bawah kepemimpinan Syamsuar-Edy. Tercatat pada 2018, Riau masih berada pada peringkat 10 nasional dan peringkat tiga di Sumatera, dengan capaian realisasi investasi sebesar Rp22,89 triliun.
Namun, pada 2019 meningkat tajam menjadi peringkat 6 nasional dan nomor satu di Sumatera dengan capaian realisasi investasi sebesar Rp41,80 triliun.
Pada 2020 Riau masih tercatat pada peringkat 6 nasional dan terbesar di Sumatera dengan capaian realisasi investasi sebesar Rp49,64 triliun.
Pada 2021, Riau makin mendominasi dengan menyalip Jateng dan kini berada di peringkat 5 nasional dan terbesar di Sumatera dengan capaian realisasi investasi sebesar Rp53,02 triliun atau melebihi dari target Rp49,1 triliun.
Investasi baik PMDN maupun PMA sepanjang tahun 2021 terbesar di Pelalawan, lalu Dumai, Kampar, Bengkalis, Siak, Pekanbaru, Rohul, Inhil, Inhu, Kuansing, Rohil dan terkecil di Kepulauan Meranti.
Menurut Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution yang hadir mewakili Gubernur Riau saat menerima penghargaan, tingginya investasi di Bumi Lancang Kuning, tidak saja karena berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah kepada para investor.
Lebih dari itu, adalah karena sikap terbuka dan jemput bola yang dilakukan langsung oleh Gubri Syamsuar, sehingga menimbulkan kepercayaan dari para investor. “Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih. (Prestasi) ini tentu karena kerja keras semua pihak” kata Wagubri Edy usai menerima penghargaan.
“Saya ingin mengatakan bahwa di Provinsi Riau, Bapak Gubernur sangat komitmen terhadap Investasi. Ketika ada investor yang sekiranya akan menguntungkan daerah, beliau langsung menangani, sehingga tumbuh suatu kepercayaan kepada investor untuk investasi di Riau, ” ungkap Edy menambahkan.
Pada acara pemberian pengharhaan terset, selain Menteri Bahlil, juga hadir Mendagri yang diwakili Plt. Sekjen Suhajar Diantoro. Sementara, Wagubri Edy Natar didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Riau.
Investasi di Riau Serap 61.195 Tenaga Kerja
Sepanjang tahun 2021, realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Riau mencapai Rp53,05 triliun. Realisasi investasi tersebut menyerap 61.195 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 293 tenaga kerja asing (TKA).
Kepala Dinas DPMPTSP Provinsi Riau, Helmi D menjelaskan bahwa total investasi PMDN yang masuk ke Riau pada tahun 2021 mencapai Rp24,997 triliun.
“Investasi PMDN yang masuk ke Riau tersebut berhasil menyerap 40.003 tenaga kerja yang tersebar di 5.525 proyek, yaitu terdiri dari 39.995 TKI atau lokal dan 8 tenaga asing,” kata Helmi.
Sedangkan, investasi PMA di Riau mencapai US$ 1,921 juta,- atau setara dengan Rp28,052 triliun.
“Investasi PMA di Riau berhasil menyerap 21.385 tenaga kerja yang dipekerjakan di 809 proyek, yaitu terdiri dari 21.200 TKI dan 185 TKA,” jelasnya.
Rata-rata, lanjut Helmi, TKA dipekerjakan di bidang industri kertas dan percetakan, industri kimia dan farmasi, industri tekstil, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, industri makanan, listrik, gas, air, jasa lainnya, serta perumahan kawasan industri dan perkantoran.
“TKA paling banyak di bidang industri kertas dan percetakan, jumlahnya mencapai 148 orang pada 46 proyek,” jelasnya.
Sepanjang tahun 2021, realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Riau mencapai Rp53,05 triliun. Realisasi investasi tersebut menyerap 61.195 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 293 tenaga kerja asing (TKA).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Riau, Helmi D menjelaskan bahwa total investasi PMDN yang masuk ke Riau pada tahun 2021 mencapai Rp24,997 triliun.
“Investasi PMDN yang masuk ke Riau tersebut berhasil menyerap 40.003 tenaga kerja yang tersebar di 5.525 proyek, yaitu terdiri dari 39.995 TKI atau lokal dan 8 tenaga asing,” kata Helmi, Rabu (16/2/2022).
Sedangkan, investasi PMA di Riau mencapai US$ 1,921 juta,- atau setara dengan Rp28,052 triliun.
“Investasi PMA di Riau berhasil menyerap 21.385 tenaga kerja yang dipekerjakan di 809 proyek, yaitu terdiri dari 21.200 TKI dan 185 TKA,” jelasnya.
Rata-rata, lanjut Helmi, TKA dipekerjakan di bidang industri kertas dan percetakan, industri kimia dan farmasi, industri tekstil, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, industri makanan, listrik, gas, air, jasa lainnya, serta perumahan kawasan industri dan perkantoran.
“TKA paling banyak di bidang industri kertas dan percetakan, jumlahnya mencapai 148 orang pada 46 proyek,” jelasnya.***