BERTUAHPOS.COM — Kelompok transportasi tercatat memberi andil sebesar 15,15% (yoy) terhadap inflasi Riau di sepanjang bulan November 2022.
BPS Provinsi Riau mencatat, andil inflasi sebesar 15,15% dari kelompok transportasi menandakan telah terjadi peningkatan indek dari 104,03 pada November 2021 menjadi 119,79 pada November 2022.
“Namun secara bulanan pada kelompok ini terjadi deflasi sebesar 0,13%,” kata Kepala BPS Riau, Misfaruddin, dikutip Minggu, 4 Desember 2022.
Sebagaimana dijelaskan, untuk kelompok transportasi tercatat bahwa semua subkelompok mengalami inflasi (yoy), yaitu subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 20,49%.
Lalu, subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 16,79%, subkelompok jasa pengiriman barang sebesar 7,47% dan subkelompok pembelian kendaraan sebesar 5,32%.
Kelompok ini pada November 2022 memberikan andil/sumbangan inflasi yoy sebesar 1,71% dengan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy, yaitu bensin sebesar 1,09%, tarif angkutan udara sebesar 0,15%, mobil sebesar 0,14%, solar sebesar 0,07%, dan lain-lainnya.
“Sementara kelompok ini pada November 2022 memberikan andil/sumbangan deflasi month to month sebesar 0,02%. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi month to month yaitu bensin dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01%,” ujarnya.
Inflasi Riau November 2022
Pada November 2022, gabungan 3 kota di Provinsi Riau mengalami inflasi Year On Year (November 2021 – November 2022) sebesar 5,89% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,02.
Secara bulan ke bulan mengalami inflasi sebesar 0,12% dan Inflasi Tahun Kalender (Januari – November) 2022 sebesar 5,84 persen. Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi yoy yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 6,13%, Kota Dumai sebesar 5,40% dan Kota Tembilahan sebesar 4,14%.
“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” kata Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin, Jumat, 2 Desember 2022.
Adapun kelompok pengeluaran terbesar yang mengalami inflasi yakni kelompok transportasi sebesar 15,15%, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 8,17%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,30%.
Lalu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 6,99%, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,26%, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 3,35%.
Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,79%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,58%, kelompok kesehatan sebesar 2,39% dan kelompok pendidikan sebesar 0,41%.
“Di sisi lain satu kelompok mengalami deflasi yoy yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,79%,” sambungnya.Misfaruddin.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada November 2022, antara lain: bensin, beras, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, tarif angkutan udara, mobil, kontrak rumah, telur ayam ras, bawang merah, sewa rumah, bakso siap santap, ikan serai, dan lain-lain.
“Sementara beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi month to month pada November 2022, antara lain: rokok kretek filter, daging ayam ras, ayam hidup, minyak goreng, emas perhiasan, kontrak rumah, beras, dan lain lain,” katanya.
Tercatat dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi yoy, dengan inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 7,01%, diikuti oleh Kota Padang sebesar 6,85% dan Kota Meulaboh sebesar 6,38%.
Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 3,87%. Berdasarkan urutan inflasi yoy kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut: Pekanbaru urutan ke-5, Dumai urutan ke-15 dan Tembilahan urutan ke-23.***