BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ustaz Mustafa Umar, menyerukan kepada umat muslim untuk ber-muhasabah [evaluasi diri], saat diundang mengisi ceramah di Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Senin, 31 Desember 2018. “Para ulama menafsirkan muhasabah itu bermakna evaluasi diri terhadap apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun 2018. Dan hukum ber-muhasabah hukumnya wajib,” jelasnya.Â
Dia menjelaskan, memperhatikan apa yang telah dikerjakan bermakna yang telah lalu dan apa yang dikerjakan untuk hari esok (akhirat), sebab kehidupan yang sejati adalah kehidupan akhirat. “Dan Allah ulang sekali lagi bertakwalah kamu seungguhnya Allah mengetahui apa yang kita kerjakan,” sambungnya.Â
Di waktu kita gelisah disebabkan bencana di negeri ini. Ada kekhawatiran. Memang ini gejala alam. Tapi jika ditelaah perkataan Al-Quran, ketika gempa di sebut dalam Quran, Allah tidak menyebut siapa pelakunya. Sebab semua sudah memaklumi siapa yang punya kuasa mengguncangkan dunia ini.Â
“Semua maklum itu perbuatan Allah. Tapi boleh jadi bencana tersebut karena ulah kita sendiri. Mungkin diantara kita ada yg melakukan kemaksiatan. Mungkin perbuatan kita yang Allah murkai, yang telah lakukan. Ingatlah, Allah tidak akan mengazab mereka selagi mereka memohon ampun kepada Allah. Ini ayat yang menenangkan kita,” ungkapnya.
Dia kemudian mengajak umat untuk merendahkan diri dan memohon ampun kereka semua dari kita berbuat kesalahan. Dan yang terbaik itu adalah yang segera memohon ampun. Semua gelisah dengan berita bencana yang silih berganti, tapi kita mengenal Allah yang maha penyayang. Kita tahu Allah tidak akan memberikan azab kepada hambanya yang mengadu kepadanya. Mulailah pengampunan ini dengan keikhlasan.Â
“Tapi janganlah merasa aman. Karena hanya orang yang angkuh dan sombong saja yang merasa aman dengan siksa Allah,” sebutnya.Â
Pada saat muhasabah tersebut suasana seketika hening ketika Ustaz Mustafa Umar mengucapkan uangkapkan penyelesalan dan mengingatkan kembali perbuatan-perbuatan zalim yang sejatinya tidak sadar sudah dilakukan oleh, manusia. Sekaligus memimpin doa. [bpc3]