BERTUAHPO.COM (BPC), PEKANBARU – Tayangan tidak senonoh yang ditampilkan stasiun TV 5 Monde Asia, menuai kekecewaan dikalangan akademisi di Riau. Kondisi ini lagi-lagi membuktikan bahwa pertelevisian di tanah air acap kali mengabaikan peran dan fungsinya dalam memberikan informasi dan hiburan kepada halayak.
Seperti yang disampaikan A Mahendra. Mahasiswa Komunikasi UIN Suska Riau itu menilai perkebanga TV digital justru menimbulkan rasa kekhawatiran bagi masyarakat, dan menusak citra pebisnis pertelevisian.
“Kada para pebisnis televisi memang tidak segan-segan menampilakan tayang yang tidak ada nilai edukasinya, demi kepentingan bisnis,” katanya. Sabtu (27/06/2015)
Dia menambahkan, rating yang dikejar oleh pemilik televisi seolah membutakan nilai-nilai etik dan norma, padahal itu juga bagian dari hak masyarakat dalam memperoleh tayangan yang berbobot.
Selain pengawasan Komisi Penyiaran Indonesi atau KPI, seharusnya ada tindakan tegas yang menjerat pelaku atau pemilik televisi ke ranah hukum. Karena tindakan tidak senonoh yang ditampilka ke publik jelas memberikan efek negatif bagi penonton, terutama anak-anak atau remaja.
Komisioner KPID Riau Tatang Y, KPID Riau sudah menyampaikan kepada masyakat dan masing-masing Lembaga Penyiaran Berlangganan atau LPB untuk menghentikan tayangan TV 5 Monde Asie, mulai 1 Juli 2015 ini.
“Keputusan itu diambil sesuai rapat pleno yang dilakukan oleh KPID Pusat dan Daerah,” katanya.
Surat itu tidak hanya edarkan ke LPB saja, tapi juga ke Asosiasi TV Kabel Indonesia daerah Riau, sebagai lembaga yang menaungi bisnis itu.
Dalam tayanyangan yang disiarkan stasiun TV 5 Monde Asie, berjudul Hitel de La Plage, ada adegan tidak senonoh yang ditampilkan seorang perempuan muda bersama seorang pria dewasa. Keduanya tampil didepan kamera dengan kondisi bertelanjang dada, pada 7 Juni 2015 lalu. (Melba)