BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Militer Israel terus menggempur wilayah Jalur Gaza melalui serangan udara. Korban-korban tak berdosa pun terus berjatuhan. Tercatat ada 21 anak-anak Palestina yang tewas mengenaskan.
Dilansir detikcom dari Washington Post Jumat (11/7/2014), Menteri Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 83 orang. Tragisnya, 21 orang merupakan anak-anak tak berdosa.
Anak-anak Palestina yang tewas itu terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 1,5 hingga 16 tahun. Mereka tewas akibat roket-roket yang ditembakkan militer Israel. Ada yang tewas di tempat dan ada pula yang tewas di pelukan orangtuanya dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Mohammed Malkiyeh, 1,5 tahun tewas karena serangan bom,” demikian tulis Washington Post. Mereka merilis nama anak-anak Palestina yang tewas akibat serangan Israel dalam laporannya.
Sedikitnya 83 orang Palestina tewas sejak Israel mulai melancarkan operasi militer yang diberi nama Operation Protective Edge pada Selasa, 8 Juli 2014. Sebagian besar korban berada di kota Khan Yunis, Gaza selatan.
Angkatan Udara Israel dikabarkan akan terus melancarkan operasi militer atas wilayah Jalur Gaza. Mereka kini bahkan tengah mempertimbangkan melakukan opsi serangan darat.
Hamas sendiri telah melontarkan ancaman terkait kemungkinan serangan darat Israel ke wilayah Jalur Gaza. Diingatkan pejabat-pejabat Hamas, jika pasukan Israel masuk ke Gaza, maka para anggota kelompok Hamas akan mencoba menculik tentara-tentara Israel.
Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut, krisis keamanan di Gaza ini menjadi tantangan paling serius bagi negara-negara kawasan Timur Tengah.
“Saya khawatir oleh besarnya gelombang baru kekerasan yang menyelimuti Gaza, wilayah Israel bagian selatan dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Ini merupakan salah satu ujian paling kritis bagi kawasan tersebut, dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Ban.
“Gaza kini ada di ujung pisau. Situasi yang semakin memburuk, memicu depresi yang bisa dengan cepat membuat situasi semakin di luar kendali,” imbuh pemimpin badan dunia itu.(detiknews)