BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sepanjang bulan Maret 2016, dari total keseluruhan inflasi yang terjadi di Riau yakni 0,47 persen, kelompok bahan makanan penyumbang inflasi memberi andil terbesar yakni 0,44 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Mawardi Arsyad, menjelaskan kelompok bahan makanan saja mengalami inflasi sebesar 1,91 persen. BPS melihat terjadi kenaikan indeks harga dari 129,63 pada Februari 2016, menjadi 132,10 pada Maret lalu.
“Dari sebelas subkelompok dalam kelompok bahan makanan, ada empat subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi,” katanya, Jumat (01/04/2016).
Keempat subkelompok tersebut yakini bumbu-bumbuan yang penyumbang inflasi sebesar 22,52 persen. Kemudian diikuti oleh subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,61 persen. Sedangkan subkelompok lemak dan minyak memberi andil inflasi di Riau sebesar 0,43 persen.
Selanjutnya subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, sebesar 0,27 persen. Sedangkan 7 subkelompok lainnya bahkan mengalami deflasi. Misalnya daging, telur, susu, sayur, buah-buahan, ikan diawetkan, ikan segar dan jenis kacang-kacangan.
( Baca:Januari ke Februari, BPS Catat Nilai Ekspor Riau Naik)
Sementara itu untuk kelompok makanan jadi, minuman serta rokok dan tembakau juga ikut memberi andil terhadap inflasi di Riau. Jesnis kelompok itu menyumbang sebanyak 0,09 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 129,98 pada Februari lalu, menjadi 130,11 pada Maret 2016.
“Bahkan dalam kelompok ini semua subsektor mengalami inflasi,” kata Mawardi.
Dengan sumbangan inflasi tertinggi dalam kelompok itu adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, yakni sebesar 0,10 persen, dan subsektor makanan jadi sebesar 0,05 persen.
Pada Maret 2016 ini pula kelompok makanan jadi, minuman, serta rokok dan tembakau menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.
BPS Provinsi Riau juga mencatat sepanjang bulan Maret 2016 Provinsi Riau mengalami inflasi. Inflasi yang terjadi sepanjang bulan Maret disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada 5 kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,91 persen, kelompok kesehatan 0,44 persen, sandang sebesar 0,25 persen, serta kelompok makanan jadi.
“Satu kelompok pengeluaran memang terjadi penurunan indeks harga atau deflasi, yaitu kelompok perumahan dan sejenisnya,” katanya.
Penulis: Melba