BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Ribuan ekor ikan di perairan Kabupaten Rokan Hilir dicuri oleh nelayan asal Sumatera Utara (Sumut). Parahnya aktifitas itu sudah berlangsung lama, tanpa ada antisipasi dari Pemerintah Provinsi Riau, atau pemerintah kabupaten setempat.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Tien Mestina mengatakan, mengaku bahwa aktifitas pencurian itu berlangsung lama. Dia menjelaskan, bahwa kapan nelayan asal Sumut itu datang dengan peralatan dan teknologi canggih. Akibatnya nelayan lokal harus mundur dalam mencari ikan.
“Yang masuk dari Sumut itu banyak. Karena peralatan nelayan kita menggunakan alat sederhana. Kalah sainglah,” ujarnya, Senin (12/01/2015), disela-sela kunjungannya dikantor gubenrur Riau.
Dia menambahkan, jika memang wilayah Sumut itu ingin memanfaatkan potensi kekayaan alam di wilayah Rohil, Pemerintah Provinsi itu dan Pemerintah Provinsi Riau, harus melakukan MoU terlebih dahulu. Landasan itu bisa saja dilakukan jika ada kesepakatan dari kedua belah pihak dilakukan.
Selain kapal-kapal dari Provinsi Sumatera Utara, kekayaan laut di wilayah Riau juga disusupi oleh kapal nelayan dari negara Malaysia. “Beberapa hari lalu, baru saja dibakar 3 unit Kapal Malaysia pelaku pencurian ikan di Bengkalis,” sambungnya.
Saat ini, dia menjelaskan sebanyak 100 lebih kapal nelayan sudah dikeluarkan izinnya untuk menangkap ikan di perairan Riau. Izin terbit itu katanya sudah sesuai dengan standar daya angkut ikan.
“Alat tangkap ikan kita masih kurang lengkap. Alatnya masih terlalu tradisional. Untuk di Riau sendiri kita sudah dapat bantuan monitoring sistem. Baru 3 kapal asal Malaysia yang berhasil ditangkap,” sambungnya.
Masih banyaknya kasus pencurian ikan di perairan Riau membuktikan bahwa hingga saat ini pengawasan serta tata kelola perairan, dalam melakukan pengawasan dan monitoring masih sangat lemah. Kasus pencurian ikan di Riau bukan sekali dua terjadi. Hal ini tentu saja banyak merugian masyarakat, terutama para nelayan. Sebab sebagian besar masyarakat di wilayah perairan Riau menggantungkan hidup dan kebutuhan ekonomi mereka dengan nelayan. (Melba)