BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berjanji akan membahas dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau yang direkomendasikan untuk ditutup. Kedua BUMD tersebut adalah Riau Airlines (RAL) dan Riau Petrolium.
Â
Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman mengaku bahwa Pemprov Riau sudah mendapat kabar soal rekomendasi penutupan kedua perusahaan plat merah itu. Hanya saja proses penutupan BUMD harus mengikuti beberapa prosedur sesuai perundang-undangan.
Â
“Kami akan lakukan audit terlebih dahulu. Proses audit ini kami lihat hasilnya. Apakah layak untuk ditutup atau tidak. Tapi kita akan bahas kedua BUMD itu ditahun ini,” katanya.
Â
Ke dua perusahaan milik pemerintah ini diusulkan atas dasar pertimbangan tidak pernah berkontribusi nyata dalam bentuk deviden, kecuali hanya menyedot anggaran APBD.
Â
Sebagaimana diketahui, PT Riau Petroleum sudah berdiri pada 12 Juni 2002. Pemprov Riau juga memiliki saham sebesar 96,67 persen mulai diinvestasikan pada 2012.
Â
Menurut tim hasil dari analisa Forum Indonesia untuk Trasparansi Anggaran (Fitra) Riau, Riau Petrolium terejadi penurunan akumulasi jumlah penyertaan modal. Tahun 2012 total penyertaan modal Pemprov sebesar Rp 1,9 milyar. Sedangkan tahun 2013 turun menjadi Rp 330 milyar.Â
Â
Sementara BUMD RAL yang dinyatakan dalam ekuiditasnya di nol-kan. PT RAL dibentuk pada tanggal 9 Maret 2012. Kepemilikan saham Pemprov sebesar 96,14 persen.
Â
“Tidak bisa main tutup begitu saja, masih ada sangkut paut dengan pihak lain, itu harus diselesaikan dulu,” kata Andi Rachman.Â
Â
Sementara itu, Tim Peneliti Fitra Triono Hadi mengatakan PT RAL dan PT Riau Petrolium sama sekali tidak memberikan kontribusi ke PAD sepanjang 2010 hingga 2013.Â
Â
“Terkait dengan penyertaan modal Pemprov Riau ke BUMD, juga pernah menjadi temuan di BPK. Bahwa terjadi kelebihan penyertaan modal antara kesepakatan yang diatur dalam Perda dengan kontribusi sebenarnya,” ujarnya. (melba)