BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam waktu dekat akan menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kg. Yang sebelumnya Rp 16 ribu pertabung diperkirakan menjadi Rp 18 ribu pertabung.
Menyikapi hal ini Ketua Asosiasi Industri Pangan dan Souvenir Riau (Aspari), Mahlil Zufil akan menunggu kepastian tersebut. “Kita tunggu sajalah kepastiannya,” kata Mahlil kepada kru bertuahpos.com, Kamis (08/10/2015).
Tentang selisih kenaikan harga elpiji yang diprediksi mencapai Rp 2000 dari harga awal, kata Mahlil tentu berdampak besar. “Otomatis menaikkan harga (produk), karena ongkos produksi juga naik,” sebutnya.
Sebab untuk menutup ongkos produksi yang bertambah, pelaku usaha mikro dan kecil mau tidak mau menaikkan harga. Jika tidak maka operasional yang dikeluarkan tidak lagi tertutupi dengan harga lama. “Menutup ongkos, itu hukum bisnis. Biaya wajib yang dikeluarkan untuk produksi naik, mau tidak mau harga jual eceran naik,” katanya.
Selain itu katanya, kenaikan harga produk bakal mempengaruhi daya beli masyarakat. “Pengaruh lain, daya beli turun, karena harga naik,” katanya.
Yang terpenting bagi Mahlil, pemerintah daerah mesti menjamin ketersediaan elpiji 3 kg tersebut. “Kalau langka seperti beberapa waktu lalu, dampaknya ada yang tidak produksi, karena kelangkaan. Dan bisnis kurang lancar. Harapan kita semua stabil, elpiji yang penting ada. Kalau sekarangkan tidak, sudahlah mahal (pengecer), susah lagi,” harapnya.
Sebelumnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mengakui gas elpiji mengalami kelangkaan. Hal itu lebih disebabkan tidak beroperasi Stasiun Bahan Bakar Pengisian Elpiji (SPBE) karena libur nasional Idul Adha lalu.
“Makanya ada 12 ribu tabung gas yang tidak tersalurkan maksimal. Dan juga adanya warga yang memakai mobil mewah ikut membeli, padahal seharusnya mereka memakai yang 12 kg. Ini yang membuat adanya kekosongan gas di pangakalan,” kata Kabid Perdagangan, Masirba H Sulaiman. (Riki)